Apakah Indonesia Benar Diuntungkan dari Perdagangan Bebas dengan Australia?

Apakah Indonesia Benar Diuntungkan dari Perdagangan Bebas dengan Australia?

ABC Australia - detikNews
Kamis, 11 Jun 2020 15:08 WIB
Jakarta -

Persetujuan Kemitraan komprehensif di bidang ekonomi antara Indonesia-Australia atau 'Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement' (IA-CEPA) sudah melalui proses ratifikasi dari kedua negara dan efektif akan berlaku tanggal 5 Juli nanti.

KP IA CEPA

  • Berbeda dengan perjanjian dagang sebelumnya, IA-CEPA lebih mengedepankan kemitraan
  • Sektor kesehatan dan pendidikan di Indonesia akan yang ditawarkan lebih dulu
  • Perjanjian ini dianggap kurang menguntungkan dari neraca perdagangan Indonesia

IA-CEPA merupakan sebuah perjanjian yang mengedepankan aspek kerja sama kooperatif antara Indonesia dan Australia, di luar dari negosiasi pasar yang tercantum dalam bentuk perjanjian lain, yaitu 'Free Trade Agreement' (FTA).

Melalui perjanjian bilateral yang diawali dengan kesepakatan deklarasi pada bulan April 2005 lalu, kedua negara mengusahakan keuntungan bagi kedua belah pihak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat berkunjung ke Australia dan bertemu dengan Perdana Menteri Scott Morrison bulan Februari lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan kerja sama antara kedua negara akan lebih baik.

"Hubungan ekonomi kedua negara secara komprehensif akan lebih maju dan harus dirasakan manfaatnya oleh rakyat kedua negara," ujar Presiden Jokowi.

ADVERTISEMENT

Menurut Shinta Widjaja Kamdani, wakil ketua umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN), yang turut berpartisipasi dalam penyusunan IA-CEPA, kemitraan tersebut berbeda dibandingkan kerja sama dengan Australia yang pernah ada.

People stand in the Indonesian parliament smiling, while two shake hands.

Koleksi pribadi: Parlemen Indonesia telah meratifikasi perjanjian kerja sama perdagangan baru dengan Australia.

"Argumentasi saya demografi dan kelas sosial di Australia artinya dari sisi permintaan barang, mereka akan prefer [memilih] barang dengan kualitas yang lebih bagus atau high quality [kualitas tinggi]," kata Bhima.

Ia menilai dilihat dari kesiapan industri, termasuk teknologi yang dimiliki Indonesia, pangsa pasar ekspor sebenarnya bukan ke Australia.

"Demand [permintaan] untuk produk Indonesia sejauh ini adalah justru negara-negara yang pendapatannya di bawah Indonesia."

Walau menyadari keuntungan bagi Indonesia dalam hal transfer ilmu dan teknologi serta peluang ekspor komoditi di bidang produksi pertanian, Bhima merasa kemitraan dengan Australia dinilai kurang menguntungkan bagi Indonesia.

"Sebenarnya untuk pengembangan [pertukaran teknologi dan pertukaran SDM untuk saling belajar], tanpa IA-CEPA bisa dilakukan dengan mekanisme-mekanisme yang ada sekarang," jelasnya.

Ia juga mengatakan jika kerja sama yang menitikberatkan pada perjanjian perdagangan ini nantinya malah akan berimbas pada defisit dalam negeri yang semakin melebar.

"Jadi itu tidak equal [setara] dibandingkan investasi ataupun pengembangan teknologi, misalkan untuk peternakan di Indonesia."

Simak video 'Jelang New Normal, Ini Jurus Mendag Buka Aktivitas Perdagangan':

Simak berita lainnya di ABC Indonesia.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads