Artikel ini diproduksi oleh ABC Indonesia.
Kepolisian New South Wales yang bermarkas di Sydney sedang menyelidiki salah satu anggotanya yang terlihat dalam rekaman video menendang seorang remaja Aborigin dan menjatuhkannya ke tanah.
Dalam video yang beredar di jejaring sosial Senin malam (1/06), terlihat ada tiga petugas polisi yang berbicara dengan sekelompok remaja Aborigin di kawasan Surry Hills.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang remaja pria berusia 17 tahun, yang identifikasinya tidak dapat diungkapkan karena dilindungi undang-undang, terdengar berbicara dengan seorang petugas polisi pria kemudian mengatakan "saya akan mematahkan lehermu".
Seorang petugas polisi pria kemudian terlihat berjalan ke arah remaja berusia 17 tahun tersebut dan memerintahkannya untuk "berbalik badan", sebelum memegang tangan bocah itu di belakang punggungnya.
Kemudian polisi itu menendang kakinya, membuat remaja pria itu jatuh ke tanah.
Dua petugas polisi perempuan membantu menahan remaja saat ia diborgol.
Nathan Moran dari Dewan Pertanahan Aborigin yang berbasis di kawasan Redfern, mengatakan penangkapan remaja itu adalah contoh penggunaan kekuatan kepolisian yang berlebihan.
"Menjatuhkan wajah anak itu ke tanah ... itu tidak pernah dibenarkan," katanya.
"Ya, saya tahu dia membuat beberapa ancaman verbal yang tidak pantas, tapi bisa kita lihat ia tidak mengancam secara fisik dan menjatuhkan badannya dengan wajah terlebih dahulu, itu sangat mengerikan."
Nathan mengatakan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh polisi adalah masalah yang masih dihadapi oleh komunitas Aborigin.
"29 tahun yang lalu kami memiliki komisi khusus yang menyoroti tindakan polisi seperti ini yang seharusnya tidak dilanjutkan," katanya.
"Kita sekarang sudah di tahun 2020 dan hal ini masih terjadi menunjukkan perjalanan kita masih panjang."
Simak laporannya dalam Bahasa Inggris di sini.
Simak video 'Air Mata Ibu dari Anak George Floyd':
(ita/ita)