Seberapa Amankah Berkunjung ke Mal di Australia Saat Ini?

Seberapa Amankah Berkunjung ke Mal di Australia Saat Ini?

ABC Australia - detikNews
Rabu, 27 Mei 2020 14:06 WIB
Canberra -

Di Australia, restoran dan kafe merupakan objek-objek yang menjadi sasaran penegakan aturan pembatasan sosial terkait COVID-19. Namun tidak demikian halnya dengan mall dan pusat-pusat perbelanjaan.

Ketika kegiatan berbelanja non-esensial dibuka kembali pada awal Mei, mall dan pusat perbelanjaan mencatatkan kesibukan tertinggi sepanjang tahun 2020.

Beberapa minggu kemudian, antrian panjang sudah menjadi pemandangan biasa di pusat-pusat perbelanjaan pada akhir pekan, terutama di negara bagian New South Wales dan Victoria.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah karyawan toko ritel mengaku lega bisa kembali bekerja, namun tetap khawatir dengan ketidakmampuan para konsumen menjaga jarak di dalam ruangan yang sibuk.

Seorang karyawan yang ditemui ABC mengaku gelisah dengan kerumunan di tempat kerjanya, sehingga dia mempertimbangkan untuk izin selama sebulan.

ADVERTISEMENT

Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui sebelum berkunjung ke mall atau pusat perbelanjaan.

Apakah jarak 1,5 meter terpenuhi?

A woman looks at the camera for an interview

Profesor Mary-Louise McLaws memperingatkan akan sulit melacak penyebaran virus yang terjadi di pusat perbelanjaan. (Supplied: Australian Government)

Apakah mall sudah ikuti aturan?

Para pakar menyebutkan adanya hand sanitiser di pintu masuk toko dan penerapan aturan menjaga jarak merupakan salah satu cara yang tepat untuk mencegah penyebaran virus.

Toko-toko di Australia pun telah melakukan hal ini, bahkan ada yang melakukan pemeriksaan suhu badan terhadap pegawai dan konsumen.

Pengukuran suhu badan, kata Prof McLaws, bukan obat mujarab karena demam bukanlah gejala dari semua kasus COVID-19.

Namun hal ini bisa mengubah pola pikir orang karena menjadi pengingat bahwa kita harus senantiasa menjaga kesehatan dengan serius.

Mengenai penggunaan masker yang diwajibkan di banyak negara, para pakar ini sependapat bahwa hal ini tidak diperlukan di pusat-pusat perbelanjaan Australia.

"Masker tidak banyak melindungi Anda, tapi melindungi orang lain jika Anda sakit," kata Prof Glasziou.

Sementara Prof McLaws mengatakan bagi mereka yang kurang patuh pada aturan jarak sosial seharusnya mengenakan masker untuk melindungi orang lain di transportasi umum atau ruang terbatas seperti lift.

Konsumen harus sabar

Salah satu jaringan mal dan pusat perbelanjaan di Australia, Scentre Group, yang mengoperasikan 37 mal menyatakan sebagian besar malnya kini sudah dibuka kembali.

Menurut Lilian Fadel dari Scentre, jumlah malnya yang dibuka kembali semakin banyak dan para pengunjung juga sudah ramai kembali.

Dia meminta agar konsumen bisa bersabar saat menjalani cara baru berbelanja, dan untuk membantu hal ini, pusat-pusat perbelanjaan selalu membuat reguler tentang kesehatan secara reguler.

Prof McLaws mengatakan perubahan perilaku itu sulit dan kadang-kadang orang merasa kurang sopan bila harus meminta orang lain untuk menjauh dan menjaga jarak.

Simak berita lainnya dari ABC Indonesia.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads