Akankah Sertifikat Kekebalan COVID-19 Jadi Jaminan Tidak Tertular Lagi?

Akankah Sertifikat Kekebalan COVID-19 Jadi Jaminan Tidak Tertular Lagi?

ABC Australia - detikNews
Selasa, 12 Mei 2020 14:16 WIB
Jakarta -

Beberapa negara termasuk Inggris, Jerman, Cile, dan Amerika Serikat sudah mengeluarkan ide agar warganya membawa "sertifikat kekebalan", bila mereka sudah sembuh dari COVID-19.

Dengan memegang "sertifikat kekebalan" mereka boleh melakukan aktivitas di luar rumah dengan bebas.

Menurut data yang dikumpulkan oleh John Hopskins University, lebih dari 1 juta orang di seluruh di dunia sudah sembuh dari COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka yang mendukung adanya "sertifikat kekebalan" mengatakan mereka yang sembuh dari virus sekarang boleh diizinkan bekerja lagi untuk membantu perekonomian, sampai vaksin ditemukan.

Namun beberapa pakar mengatakan jika keputusan ini dilakukan akan berbahaya, karena sistem itu tidak bisa dipercaya dan bisa membuat orang yang belum memiliki kekebalan untuk menipu.

ADVERTISEMENT

Inggris, salah satu negara dengan korban kematian COVID-19 tertinggi di dunia, merupakan negara pertama yang mendiskusikan adanya "sertifikat kekebalan".

People wear masks as they walk near Britain's Houses of Parliament.

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan sertifikat kekebalan akan dikeluarkan bila sudah ada tes antibodi yang bisa diandalkan. (Reuters: Carlo Allegri)

"Orang-orang akan melihat ini sebagai solusi ekonomi, jawaban untuk maju ke depan," kata Professor Sosiologi dari University of Adelaide, Rachel Ankeny.

"Namun ini bisa menjadi sangat berbahaya, karena ini memberikan keuntungan bagi kelompok tertentu."

Tak hanya itu, hal ini membuat beberapa orang dengan sengaja ingin tertular COVID-19 kata Alexandra Phelan, pakar masalah kesehatan global dari Georgetown University di Amerika Serikat.

"Sertifikat kekebalan akan menciptakan pembatasan tidak nyata mengenai siapa yang boleh melakukan kegiatan sosial, sipil atau ekonomi dan bisa membuat beberapa orang sengaja melakukan tindakan agar mereka tertular," kata Dr Phelan dalam tulisannya di jurnal medis The Lancet.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia

(ita/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads