Apa Kekhawatiran Guru Asal Indonesia Jika Sekolah Kembali Dibuka di Australia?

Apa Kekhawatiran Guru Asal Indonesia Jika Sekolah Kembali Dibuka di Australia?

ABC Australia - detikNews
Rabu, 06 Mei 2020 08:28 WIB
Canberra -

Membuka lebih susah daripada menutup. Itulah yang terjadi dengan kemungkinan pembukaan kembali sekolah di Australia saat kasus positif corona di negara ini semakin menurun.

Kebijakan yang ada yang datang dari pemerintah Federal Australia, namun tidak sama di tiap negara bagian sehingga menimbulkan kebingungan dan kontroversi.

Sebagai negara federal, pemerintah pusat di Canberra menerapkan kebijakan secara nasional, namun dalam penerapannya masing-masing negara bagian bisa mengambil keputusan sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak Australia menerapkan pembatasan pergerakan orang, sekolah-sekolah di Australia diliburkan karena bersamaan dengan liburan Paskah yang berlangsung selama dua minggu.

Masing-masing negara bagian juga memiliki jadwal liburan Paskah yang berbeda dan sejak itu mereka mengeluarkan keputusan yang berbeda kapan dan bagaimana sekolah akan menyelenggarakan kegiatan belajar.

ADVERTISEMENT

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison sudah berulang kali mengatakan kegiatan belajar dimana murid-murid berada secara fisik di sekolah adalah kegiatan yang aman dilakukan, karena tingkat penyebaran virus corona di kalangan anak-anak sangat rendah.

Saat ini murid sekolah di Australia belajar pada Kwartal Kedua yang berlangsung dari 13 April sampai sekitar 3 Juli 2020.

Lantas bagaimana rekasi dari sekolah, termasuk guru-guru asal Indonesia di Australia mengenai kebijakan tiap negara yang berbeda?

Pengalaman guru asal Indonesia di tengah pandemi di Australia

Rina Prestiana sekarang mengajar di Marist College di Bendigo, Victoria

Rina Prestiana sekarang mengajar di Marist College di Bendigo, Victoria (ABC News: Fred Hooper)

Negara bagian besar lainnya, seperti New South Wales (NSW) dan Queensland hari Senin (4/5/2020) mengumumkan sekolah akan dibuka lagi secara bertahap.

Di NSW, murid akan pergi ke sekolah satu hari dalam seminggu, mulai 11 Mei, yaitu minggu ketiga di kwartal kedua ini.

Premier NSW Gladys Berejeklian mengatakan mulai minggu depan, murid Kelas 12 (yang akan menjalani ujian akhir SMA di bulan Oktober) akan mendapat prioritas untuk kembali belajar di kelas.

Sementara murid-murid yang lain akan secara bertahap kembali ke kelas, sesuai dengan keadaan penyebaran virus corona di negara bagian tersebut.

Di Queensland, Premier Annastacia Palaszczuk juga mengumumkan mulai 11 Mei, murid-murid TK, prep (persiapan untuk kelas 1), kelas 1, kelas 11 dan 12 akan kembali belajar dari sekolah.

Pemerintah negara bagian Queensland akan mengkaji lagi situasinya pada tanggal 15 Mei dan bila semua berjalan sesuai rencana, maka seluruh murid akan kembali ke kelas di akhir bulan.

"Bila tingkat penyebaran tetap rendah, murid dari Kelas 2 sampai Kelas 10 akan kembali ke sekolah mulai 25 Mei," kata Menteri Pendidikan Queensland, Grace Grace.

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads