Di New South Wales, Australia, Kyla Khatter, manajer dari toko dewasa bernama 'Flirt', mengatakan pendapatan dari delapan cabang tokonya meningkat sebesar 25 persen.
"Pelanggan tahu apa yang mereka butuhkan, mereka datang ke toko, mereka belanja banyak hal, lalu pergi."
Berbeda dengan beberapa bisnis yang harus tutup di Australia, toko yang menjual alat-alat terkait aktivitas seksual tetap diizinkan beroperasi di Australia.
Naiknya penjualan toko dewasa juga dialami di negara bagian Queensland, seperti yang dirasakan Keith Boswell, direktur utama toko 'BeDaring Adult Shop'.
Menurutnya, penjualan alat bantu seks di cabang tokonya yang berada di pinggir kota justru lebih banyak dibandingkan dengan yang di kota besar.
"Penjualan toko dewasa di pinggir kota masih lancar. Sama halnya dengan kelangkaan tisu toilet, kami juga sampai kehabisan produk," katanya.
Ikuti laporan terkini terkait virus corona dari Australia dalam Bahasa Indonesia.
Kelangkaan kondom
Sementara itu, kelangkaan kondom diprediksi terjadi sejak salah satu perusahaan produksi terbesarnya di Malaysia, bernama Karex, harus tutup karena aturan 'lockdown' negara tersebut.
Perusahaan tersebut memproduksi setidaknya satu dari lima, atau sekitar 100 juta kondom di seluruh dunia.
"Kelangkaan kondom global akan terjadi di mana-mana. Hal ini akan sangat menakutkan," kata kepala eksekutif Karex, Goh Miat Kiat.
Bila terus tutup, ia memprediksi kelangkaan ini akan terjadi berbulan-bulan.
Di Indonesia, pakar seks Boyke Dian Nugraha, telah menekankan pentingnya penggunaan kondom agar tidak hamil di tengah pandemi.
"Artinya, siapkan juga kondom. Kenapa? Lagi era corona begini hamil, resikonya tinggi," ujar Dr Boyke, seperti yang dikutip dari Detik.com.
"Pertama, harus check-up. Di rumah sakit itu sumber penularan corona yang paling banyak," tambahnya.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia (ita/ita)