'Pulang ke Negara Asalmu', Backpacker di Pedalaman Australia Dilempari Batu

'Pulang ke Negara Asalmu', Backpacker di Pedalaman Australia Dilempari Batu

ABC Australia - detikNews
Rabu, 22 Apr 2020 06:19 WIB
Canberra -

Sejumlah backpacker di beberapa kawasan di Australia mulai kehilangan pekerjaan, bahkan sebagian 'diusir' oleh warga setempat. Warga sekitar khawatir para backpacker menyebarkan virus corona.

Tindakan Rasisme Terhadap Backpackers

  • Seorang manajer hostel mengatakan para backpacker dilihat sebagai ancaman bagi warga setempat
  • Pemerintah negara bagian Australia Selatan mengatakan tindakan rasisme tidak akan ditolerir
  • Penutupan perbatasan dan harga tiket pesawat yang mahal membuat para backpacker terjebak di Australia

Mereka disebut 'backpacker' kebanyakan adalah pemegang work and holiday visa (WHV), berusia antara 18-30 tahun dari berbagai negara yang datang ke Australia untuk bekerja sambil berlibur.

Kepada ABC, sejumlah 'backpacker' di pedalaman Australia Selatan mengatakan penduduk setempat melempari mereka dengan batu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, mereka juga menemukan kata-kata 'go home' yang tertulis di tong sampah di hostel tempat mereka tinggal.

'Backpacker' asal Inggris Roan Hodgson, yang tinggal di Harvest Trail Lodge, kota kecil Loxton, sekitar 256 km dari Adelaide mengatakan mereka mengalami diskriminasi.

ADVERTISEMENT

"Satu-satunya tempat dimana kami bisa santai selain di kamar kami adalah di balkon," katanya.

"Beberapa orang yang melintas di depan hostel kami berteriak 'go home', dan beberapa hari lalu beberapa orang melempar batu."

"Kami sudah bekerja di sini selama beberapa bulan, tindakan seperti ini menurut saya adalah tindakan konyol."

Backpackers in a citrus orchard.

Bagi backpacker asal Jerman Kristina Welters dan Milan Scheunemann, adalah impian terbesar mereka untuk bisa mengunjungi Australia. (ABC News: Anita Ward)

Sementara itu, Milan Scheunemann yang juga berasal dari Jerman, mengatakan sebelumnya para 'backpacker' disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat sebelum adanya virus corona.

"Kami tidak bisa pulang dan bertemu dengan orang tua kami, jadi di sini kami bisa membangun keluarga kecil kami, tetapi sedihnya kami diperlakukan seperti orang luar.'

Simak artikelnya dalam bahasa Inggris di sini.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads