Dua negara bagian Australia Barat dan Queensland di akhir pekan ini akan memperketat perbatasan mereka, guna mencegah pergerakan orang di saat krisis virus corona.
Mengapa kedua negara bagian tersebut malah memperketat aturan di saat pemerintah Federal Australia mengatakan bahwa tahap keempat pembatasan pergerakan orang secara nasional belum akan dilakukan dalam waktu dekat?
Di Australia Barat, dengan ibukota Perth, mulai Minggu tengah malam (05/04), semua warga yang bukan penduduk Australia Barat akan dilarang masuk, dengan beberapa pengecualian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah untuk pertama kalinya Australia Barat menutup perbatasan mereka.
"Ini tidak akan berlangsung selamanya," kata Kepala Negara Bagian Australia Barat, Premier Mark McGowan, kemarin (02/04).
"Ini penutupan sementara guna memastikan kita mencegah penyebaran virus corona di sini."
Selain menurunkan petugas penjaga di daerah perbatasan, Kepala Polisi Australia Barat, Chris Dawson telah meminta penerbangan untuk tidak menerima penumpang yang berasal dari negara bagian lain.
Kalaupun mereka tiba di Australia Barat, tapi tidak masuk dalam kategori yang diperbolehkan, mereka akan dipulangkan ke kota asal penerbangan.
Selain Australia Barat, negara bagian Queensland hari Jumat (3/4/2020) juga menerapkan penutupan perbatasan dengan New South Wales di kawasan Coolangatta.
Coolangata yang terletak di kawasan Gold Coast, berada 101 km dari ibukota Queensland Brisbane dan 818 km dari ibukota NSW Sydney.
Beberapa pengendara mobil dan seorang penumpang bis telah diperintahkan untuk kembali ke New South Wales, karena bukan warga Queensland, atau tidak punya alasan kuat untuk masuk ke sana, menurut polisi.
Pemerintah Queensland sudah menutup perbatasan sejak tanggal 25 Maret lalu dan ada 17 titik perbatasan antara Queensland dan NSW.
14 titik perbatasaan saat ini sudah ditutup, hanya tiga yang dijaga oleh polisi yang memasang palang dan pemeriksaan.
Sekarang ini hanya warga Queensland dan mereka yang memiliki izin yang bisa diperoleh lewat online yang diperbolehkan masuk.
Saat ini di Australia, hanya negara bagian New South Wales dan Victoria yang belum menutup perbatasan mereka.
Sebagai negara yang terletak di bumi bagian selatan, yang memiliki musim yang terbalik dengan mereka yang berada di bagian utara, Australia baru akan memasuki musim dingin beberapa bulan lagi.
Tahun ini, selain menghadapi penyebaran virus corona, Australia juga harus mempersiapkan diri menghadapi wabah flu biasa, yang setiap tahunnya memakan korban ratusan atau bahkan ribuan orang meninggal.
Flu biasa tersebut memang tingkat kematiannya lebih rendah dan sudah tersedia vaksin untuk mencegahnya.
Namun di tahun 2019 muncul 217 ribu kasus flu, sehingga rumah sakit kewalahan menangani mereka yang harus dibawa ke rumah sakit.
Rata-rata mereka yang meninggal setiap tahun karena flu di Australia berkisar antara 1.500 sampai 3.000 orang, sementara 18.000 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Itulah sebabnya pemerintah Australia sekarang bersiap untuk menghadapi virus corona dan flu biasa di waktu bersamaan selama beberapa bulan mendatang.
Masa puncaknya diperkirakan terjadi antara bulan Mei dan Juni, dan pemerintah sudah meminta warga untuk mendapatkan vaksin flu lebih cepat dari biasanya kalau mereka bisa melakukannya.
Vaksin flu untuk warga di atas usia 65 tahun dan anak-anak di bawah usia 5 tahun bisa didapatkan tanpa biaya.
Warga lainnya harus membayar biaya vaksin berkisar antara Rp 100 sampai Rp 200 ribu per orang.
Jadi sampai kapan pembatasan akan berlaku?
Kepolisian di Queensland sudah mengatakan pembatasan dan penutupan di negara bagiannya akan berlangsung selama beberapa bulan.
"Kita akan berada di sini dalam bilangan bulan, bukannya beberapa minggu," kata Kepala Polisi Gold Coast, Superintendent Mark Wheeler, yang bertanggung jawab mengawasi perbatasan antara Queensland dan NSW.
Di Sydney, kepolisian setempat sudah dengan lebih jelas menyebut tenggat waktu pembatasan.
Kepala Kepolisian NSW Mike Fuller mengatakan pembatasan yang ada sekarang ini akan berakhir di bulan Juni dan besar kemungkinan tidak diperpanjang lagi.
"Saya tidak akan meminta perpanjangan, saya kira sampai saat itu warga sudah akan menyadari dan mematuhi perintah yang ada," kata Mike Fuller.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebutkan semua pembatasan yang ada akan berlangsung selama enam bulan.
Jadi krisis virus corona ini telah menyebabkan berbagai pembatasan pergerakan warga di Australia.
Masing-masing negara bagian di Australia menerapkan aturan sesuai dengan kondisi krisis di tempat mereka.
Namun kalau anda yang tinggal di Australia berharap krisis ini akan berakhir dalam hitungan minggu, anda harus mempersiapkan diri bahwa semua ini akan berlangsung sampai beberapa bulan mendatang.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia
(ita/ita)