Berbagai upaya dilakukan negara-negara di dunia untuk merespon dan menekan penyebaran virus corona, salah satunya dengan menambah alat tes, atau 'testing kit', virus corona.
Pemerintah Indonesia telah menerima sepuluh ribu alat tes corona yang baru untuk dipakai di berbagai tempat di Indonesia.
Hal ini disampaikan Achmad Yurianto, juru bicara khusus penanggulangan virus corona (COVID-19) dalam jumpa pers yang disiarkan langsung, Selasa kemarin (17/03).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebutuhan alat sudah kita terima 10 ribu kit. Dinamika ini akan terus berjalan," ucap Yuri.
Departemen Pertahanan bantu produksi alat medis
Selasa malam (17/03), Menteri Pertahanan, Linda Reynolds mengungkapkan jika anggota Pasukan Pertahanan Australia (ADF) akan dikerahkan untuk membantu meningkatkan produksi peralatan medis yang semakin menipis di dalam negeri.
Belasan personel ADF akan membantu produsen Victoria Med-Con untuk membuat peralatan medis, termasuk masker bedah, sanitizer, kacamata dan baju operasi.
"Para prajurit yang terampil ini sekarang sudah bekerja dengan staf perusahaan di bagian produksi, pemeliharaan dan pergudangan," kata Senator Reynolds.
"Bantuan dari Departemen Pertahanan ini akan mengisi celah jangka pendek, di saat Med-Con Pty Ltd merekrut dan melatih staf tambahan."
Ekonom: Saatnya pinjaman tanpa bunga
Profesor Ekonomi dari Australia National University (ANU), Warwick McKibbin, berpendapat putaran kedua dari stimulus ekonomi di Australia harus mencakup "pinjaman pendapatan tambahan" tanpa bunga untuk rumah tangga dan bisnis.
"Mereka yang harus membayar uang kuliah, bisa meminjam ke pemerintah dan membayarnya ketika pendapatan mereka naik, dari sisi ekonomi langkah ini harus dilakukan dalam situasi sekarang," katanya.
Paket stimulus ekonomi senilai AU$17,6 miliar diumumkan kurang dari seminggu yang lalu, namun, keadaan domestik dan global yang berubah dengan cepat telah mendorong Pemerintah untuk mulai menyusun paket tahap dua.
Profesor McKibbin mengatakan kemungkinan terjadinya depresi tidak dapat dikesampingkan, sehingga diperlukan kebijakan yang masuk akal untuk mencegah penutupan bisnis secara permanen.
"Bukan jumlah uang yang dihabiskan yang penting, melainkan bagaimana uang ini dialokasikan," katanya.
"Babak berikutnya harus benar-benar fokus pada ide bahwa kita membutuhkan Pemerintah untuk memberikan penghasilan kepada semua orang untuk tetap bisa berbelanja, beraktivitas, dan juga untuk menjaga kelangsungan produksi."
(nvc/nvc)