Pihak otoritas kesehatan kini menghadapi pertanyaan dari sejumlah kalangan mengapa mereka begitu yakin virus yang berpotensi mematikan ini tidak ditemukan di Indonesia.
"Hingga kini kita masih yakin tidak ada yang terinfeksi virus corona," ujar Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan.
Ia mengatakan Kemenkes dan pihak kesehatan terkait lainnya sudah menggelar pertemuan hampir setiap hari, termasuk melakukan tes virus corona, dan hingga saat ini tidak ada yang dinyatakan positif.
Tapi hal ini kemudian memicu keraguan soal kapasitas Indonesia dalam melakukan tes dan pengecekan virus, bahkan tuduhan tenaga kesehatan di Indonesia tiak mengikuti protokol yang tepat.
Kemenkes langsung membantahnya dengan mengatakan semua yang dilakukan sudah mengikuti prosedur, seperti yang diungkapkan Wiendra Waworuntu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dari Kemenkes.
Pemerintah Provinsi Bali mengatakan telah terbuka jika ada wisatawan asal China yang ingin memperpanjang masa tinggalnya di Bali, seperti yang dilaporkan kantor berita Antara.
Dalam jumpa pers sebelumnya, Konsulat Jenderal China di Denpasar, Konsul Guo Haodong mengatakan ia melihat penurunan kunjungan turis asal China.
Jika biasanya angka kunjungan mencapai 6.000 orang per hari, dalam sepekan terakhir hanya berkisar 1.000 orang per hari.
"Angka kunjungan ke Bali akan terus menurun, seiring dengan penundaan penerbangan dari dan ke China," ujar Konsul Guo Haodong.
Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA) memprediksi potensi kerugian sektor industri pariwisata Indonesia dari anjloknya turis asal China bisa mencapai puluhan milir rupiah per bulan. (ita/ita)