Di tempat ini terdapat juga hewan-hewan langka, termasuk lebah yang menciptakan madu paling murni.
Suhu yang panas di benua Australia telah merusak 4.400 kilometer persegi dari Kangaroo Island, atau hampir sepertiganya, Jumat pekan lalu (3/01).
Para pakar margasatwa kini khawatir dengan masa depan beberapa spesies yang terancam.
Api telah menghanguskan Taman Nasional Flinders Chase, yang ada di pulau ini, dimana jadi rumah bagi koala, kanguru, burung langka, dan hewan berkantung lainnya.
Wakil direktur pemulihan hewan, John Woinarski, juga profesor di Universitas Charles Darwin, mengatakan kebakaran di seluruh Australia telah menjadi tempat pembantaian yang mengerikan bagi satwa liar.
"Hampir tidak ada habitat yang tersisa bagi banyak hewan. Ini mengarah pada kepunahan lokal," katanya.
"Tempat-tempat seperti Kangaroo Island, di mana sebagian lahannya terbakar, berarti beberapa spesies tanaman dan hewan ... mungkin telah hilang sama sekali."
Kebakaran hutan dan semak telah menghancurkan sekitar 5,8 juta hektar lahan di Australia, yang dikenal karena flora dan fauna yang unik.
Diperkirakan hilangnya satwa liar di seluruh Australia dari kebakaran hutan di penghujung tahun 2019 hingga saat ini akan melebihi 500 juta ekor.
Profesor Woinarski dari Charles Darwin University mengatakan pemulihan hutan bisa memakan waktu puluhan tahun.
"Butuh bertahun-tahun bagi tanaman dan hewan untuk berkembang biak setelah kebakaran," katanya.
"Mereka tak akan kembali sampai beberapa puluh tahun."
Artikel ini disunting dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca disini. (nvc/nvc)