- Laporan LSM setempat menyebut telur ayam di Jatim tercemar limbah sampah impor
- Indonesia merupakan negara terbesar kedua penerima sampah Australia
- Sampah plastik yang tak bisa didautulang dijadikan bahan bakar pada 40 pabrik tahu
Demikian pernyataan pihak Departemen Lingkungan Hidup dan Energi terkait dengan ekspor sampah dari Australia yang tercemari bahan limbah berbahaya.
Sampah impor dari berbagai negara termasuk Australia kembali jadi sorotan menyusul temuan telur ayam yang tercemari limbah berbahaya di dua desa di Sidoarjo, Jawa Timur.
Sebuah LSM bernama International Pollutants Elimination Network (IPEN) merilis laporan mengenai telur ayam kampung di dekat pembuangan sampah yang terbukti tercemar dioksin dalam kadar sangat tinggi dari limbah sampah impor.
Dioksin merupakan polutan organik persisten yang secara ilmiah diidentifikasi sebagai "bahan kimiawi paling berbahaya dan beracun di muka bumi".
Bahan kimiawi ini telah dikaitkan dengan kelahiran cacat pada bayi serta penyakit Parkinson.
Menurut laporan IPEN, ekspor limbah plastik tidak hanya menghasilkan polusi di sekitar lokasi pembuangan di Jatim, tapi juga mencemari rantai makanan dalam "konsentrasi berbahaya".

LSM setempat menemukan kenaikan impor sampah Australia sebesar 250 persen dalam 5 tahun terakhir. (Supplied)
Sementara itu Departemen Lingkungan dan Energi Australia dalam sebuah pernyataan menegaskan pihaknya akan "melarang ekspor sampah plastik, dengan kertas, ban dan kaca bekas".
"Australia memiliki UU yang ketat mengenai ekspor bahan berbahaya atau terkontaminasi, termasuk bahan daur ulang," katanya.
"Jika perusahaan ditemukan melanggar peraturan ini, maka akan diambil tindakan yang tepat," tambahnya.
ABC menghubungi Menteri Kehutanan dan LH RI serta Menteri LH dan Energi Australia namun tidak direspons hingga berita ini diturunkan.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini. (ita/ita)