- Kepala Otoritas APEC memperingatkan PM PNG (Papua Nugini) tentang dana hilang $ 1,4 juta (atau setara Rp 14 miliar)
- PM Marape telah menuntut jawaban tetapi mengatakan masih terlalu dini untuk membuat dugaan korupsi
- Kesediaan PNG menjadi tuan rumah APEC telah dirusak oleh kontroversi atas anggaran penyelenggaraan event itu, termasuk mobil Maserati yang dibeli untuk digunakan oleh para pemimpin yang hadir
Kepala Seksi Australia dari Otoritas Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) untuk Papua Nugini, Chris Hawkins, memperingatkan PM Papua Nugini James Marape bahwa dana senilai hampir $ 1,5 juta atau setara Rp 14,3 miliar telah menguap tanpa diketahui jelas penggunaannya setelah Papua Nugini (PNG) menyelenggarakan KTT APEC pada November tahun lalu.
Penyelenggaraan event diwarnai kontroversi mengenai biaya logistik dari event itu yang meroket di saat begitu banyak orang Papua Nugini berjuang dengan kemiskinan.
Chris Hawkins mengatakan dirinya telah menyurati PM James Marape bulan ini untuk melaporkan temuan ini.
Dalam suratnya diungkapkan ada ratusan pembayaran mencurigakan yang masih perlu diperiksa, termasuk lusinan pembayaran kepada perusahaan mobil sewaan yang tak diverifikasi oleh Otoritas APEC.

Armada mobil sport mewah dibiarkan terparkir dilokasi panas dan berdebu di ibukota PNG. (Supplied)
"Jutaan dana belum diketahui nasibnya, saya sangat prihatin - persisnya area pengeluaran yang mana? Saya tidak tahu uang itu untuk apa penggunaannya," katanya.
"Jutaan dana telah ditransaksikan untuk APEC, negara ini pantas untuk mengetahui dan semua pemangku kepentingan yang mendukung APEC layak untuk mengetahui dengan tepat status dari pengeluaran tersebut."
James mengaku telah meminta Chris Hawkins, Kepala Sekretaris Isaac Lupari dan Sekretaris Keuangan Ken Ngangan untuk menyampaikan laporan kepadanya pada akhir hari ini.
"Mereka mengatakan mereka sedang menunggu laporan audit datang, tetapi selain mengaudit laporan itu, saya juga meminta laporan serupa harus ditembuskan kepada kami, agar kami memiliki pengawasan atas apa yang sebenarnya terjadi," katanya kepada ABC.
"Saya melihat mereka saling menyalahkan."
Namun, menurut PM Marape masih terlalu dini untuk membuat dugaan korupsi.
"Saya tidak punya dasar untuk menetapkan fakta itu. Laporan akan menetapkan fakta itu."
Diterbitkan ulang dari artikel di situs ABC. (ita/ita)