Oposisi Australia ke Jakarta, Perjanjian Perdagangan Bebas Jadi Sorotan

Oposisi Australia ke Jakarta, Perjanjian Perdagangan Bebas Jadi Sorotan

ABC Australia - detikNews
Senin, 26 Agu 2019 16:57 WIB
Jakarta - Pemimpin Oposisi Australia Anthony Albanese berkunjung ke Jakarta hari Senin (26/8/2019), menandai perjalanan pertamanya keluar negeri sejak memimpin Partai Buruh. Namun di dalam negeri dia mendapat tekanan untuk mendukung ratifikasi perjanjian perdagangan bebas kedua negara.

Perjanjian Dagang Indonesia-Australia
  • Ketua Partai Buruh Australia Anthony Albanese berkunjung ke Jakarta lawatan ke luar negeri pertama sebagai pemimpin oposisi
  • Perjanjian perdagangan bebas Indonesia-Australia masih harus diratifikasi parlemen kedua negara
  • Partai Buruh masih mengatakan bersikap 'wait dan see' apakah akan mendukung di parlemen

"Hubungan kita dengan Indonesia itu sesuatu yang mutlak," ujar Albanese seperti dilaporkan kantor berita AAP.

Menurut dia, menjadikan Indonesia sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya, menunjukkan betapa pentingnya posisi tetangga terdekat Australia ini bagi Partai Buruh yang beroposisi.

Dalam kunjungan ini dia didampingi Menlu (bayangan) Penny Wong dan anggota DPR Luke Gosling, yang ditugasi menangani hubungan ekonomi dengan Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Timor-Leste.

simon enggar.jpeg

Kiriman: Vita Nur Khasanah: Perjanjian perdagangan bebas Australia - Indonesia ((IA CEPA) ditandatangani Menteri Perdagangan kedua negara pada 4 Maret 2019 di Jakarta.

Perjanjian ini memerlukan ratifikasi parlemen masing-masing sebelum diberlakukan.

Di Indonesia sendiri, sejumlah kalangan telah menyuarakan sikap penolakan. Salah satunya, LSM koalisi masyarakat sipil untuk keadilan ekonomi.

Menurut Kartini Samon dari LSM tersebut, perjanjian ini justru akan membuat Indonesia kebanjiran barang impor dari Australia.

Seperti dikutip media lokal, Kartini menyebut neraca perdagangan Indonesia-Australia selama ini selalu defisit.

Data Kementerian Perdagangan RI menyebutkan defisit tersebut pada tahun 2018 mencapai 3,02 miliar dolar AS.

Sekitar 33 persen impor pertanian Indonesia sepanjang tahun 2018 juga berasal dari Australia.

Apalagi, kata Kartini, kebanyakan ekspor Indonesia ke Australia sebenarnya sudah banyak yang mendapatkan tarif 0 persen.

Sementara itu, Teguh Boediyana dari Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia menyatakan khawatir perjanjian ini akan menghambat swasembada peternakan di Indonesia pada tahun 2026 seperti yang ditargetkan pemerintah.

ABC/AAP

Bagaimana pendapat anda mengenai berita ini, silahkan isi survei singkat berikut (ita/ita)




Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads