Lukis grafiti di Jepang:
- Paul Han telah didakwa melukis grafiti pada 19 Februari 2018 di halaman stasiun kereta Tokyo
- Polisi yakin warga Australia ini berencana untuk melakukan aksi melukis grafiti lagi, dan mencurigai dia atas 30 serangan grafiti lainnya
- Grafiti tidak umum di Jepang, karena seni lukis mural jalanan ini dianggap tabu dan secara budaya tidak dapat diterima
Polisi menuduh Paul Han, 27 tahun, telah masuk ke halaman depo kereta api di depok Bunkyo Tokyo pada 19 Februari tahun lalu dan membuat gambar graffiti di sejumlah gerbong kereta api selama lebih dari satu setengah jam.
Petugas mengatakan pihaknya sedang menyelidiki apakah Han juga terlibat dalam sebanyak 30 serangan grafiti lainnya di kereta api di Jepang.
Dia ditangkap di Bandara Narita pada hari Rabu (4/4/2019). Polisi yakin dia berencana untuk melakukan serangan grafiti lagi.

Paul Han digiring polisi Jepang di Bandara Narita. (Youtube/TV Asahi)
Petugas polisi menemukan pemotong baut, lampu senter kepala, teropong, enam kamera GoPro dan beberapa kamera lainnya milik Han.
Dia telah didakwa atas kerusakan bangunan dan properti, yang membawa hukuman penjara maksimum tiga tahun.
Graffiti jarang terjadi di Jepang, karena seni jalanan ini dianggap tabu dan secara budaya tidak dapat diterima.

Polisi Jepang meyakini Paul Han berencana melakukan grafiti lagi. (Supplied)
Rekaman Video serangan grafiti terhadap kereta di Tokyo yang diunggah pada tahun 2016 ini telah memicu beragam kecaman dari orang Jepang.
Petugas mengatakan Han mengaku kepada mereka bahwa dia membantah tuduhan itu.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengatakan mereka mengetahui laporan tersebut dan siap untuk menawarkan bantuan konsuler sesuai kebutuhan.

Petugas polisi menemukan gunting tang, lampu sorot kepala, teropong dan 6 kamera GoPro diantara barang milik Paul Han. (Supplied)

Graffiti jarang terlihat di Jepang, seni lukis jalanan ini dianggap secara budaya tidak dapat diterima. (Supplied)
Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini. (ita/ita)