Buah Berry Ini Mampu Bangkitkan Selera Makan Pasien Kemoterapi

Buah Berry Ini Mampu Bangkitkan Selera Makan Pasien Kemoterapi

Australia Plus ABC - detikNews
Rabu, 28 Mar 2018 15:01 WIB
Queensland - Sebuah keluarga di utara Queensland sedang membudidayakan tanaman komersial sejenis buah berry yang dapat mengubah rasa, dalam upaya membantu membangkitkan kembali nafsu makan pasien kanker yang tengah menjalani kemoterapi.

Buah ajaib ini mengandung miraculin glikoprotein, yang mengikat sel reseptor manis pada kuncup pengecap atau tastebud, yang dapat membuat makanan asam, asam atau pahit terasa sangat manis.

Chris Beckwith dan pasangannya, Karen Pereira menemukan kualitas unik dari buah ini ketika mereka menemukan semak berry ajaib di properti mereka di Daintree Rainforest, segera setelah pindah ke sana dari Kota Sydney, New South Wales beberapa tahun yang lalu.

"Apa pun yang Anda makan dalam waktu satu jam atau lebih, baik itu jeruk nipis atau tomat atau sesuatu yang rasanya agak asam menjadi sangat manis," kata Beckwith.

Pasangan ini mulai memberikan buah tropis ini kepada teman dan keluarga untuk dicoba, termasuk seorang teman yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi untuk mengobati leukemia yang dideritanya.

"Dia hanya makan es dari kulkas karena dia tidak bisa mengatasi rasa logam yang dia dapatkan," kata Beckwith.

"Isterinya merekamnya ketika pertama kali mencicipi buah berry ini dan komentarnya adalah, 'ini luar biasa' dan dari sana dia mulai pergi ke restoran setiap malam.

"Kualitas hidupnya membaik."


Pengalaman tersebut mendorong pasangan ini untuk menanam lebih banyak tanaman ini dan mengirim buah berry tersebut ke sejumlah pasien kanker lain di masyarakat.

Diantaranya adalah Gene Lewis, yang sedang menjalani perawatan untuk kanker lidah yang telah mempengaruhi selera makannya dan kelenjar ludahnya, yang membatasi dietnya hanya terdiri dari suplemen berupa minuman sari makanan sampai ia diperkenalkan dengan buah ajaib ini.

"Langsung setelah memakan satu buah berry ajaib ini, saya bisa pergi dan menikmati makanan normal lagi karenanya saya akan mengatakan 90 persen selera makan saya hampir kembali normal," katanya.

"Buah itu membuat makan lebih menyenangkan lagi."

Dukungan medis menunggu keputusan

Salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan yang didirikan pasangan itu, Rubyberry, adalah bahwa tidak ada uji klinis di Australia untuk menguji apakah protein dalam buah berry itu, miraculin, dapat membantu pasien kemoterapi mendistorsi rasa mereka - suatu kondisi yang dikenal sebagai dysgeusia.

Meskipun legal untuk menjual buah berry ini, Rubyberry harus berhati-hati tentang klaim yang dibuatnya, karena produk tersebut tidak terdaftar pada otoritas obat-obatan Australia (TGA).


Di Amerika Serikat, sejumlah studi percontohan telah dilakukan oleh Mount Sinai Medical Center dan Creighton University Medical Center menggunakan pasien sebagai sampel dalam jumlah kecil, dengan temuan yang menggembirakan.

Versi beku kering dari buah ini telah tersedia di apotek-apotik di 11 rumah sakit milik Institut kanker tersebut yang terletak di Miami, Amerika Serikat.

Karen Pereira sedang dalam pembicaraan dengan profesi medis Australia untuk mencoba mendorong dilakukannya penelitian lokal, tetapi dia mengatakan itu adalah sebuah proses yang sulit.

"Mereka yang tertarik tidak punya dana atau waktu untuk menelitinya lebih jauh dan Anda tidak mendapatkan jawaban dari dokter karena mereka mendapat banyak panggilan dari orang yang mencoba menjual sesuatu yang baru," kata Karen Pereira.

"Saya akan senang jika saya dapat memiliki 200 buah beri dan mengirimnya ke rumah sakit di Sydney atau Brisbane atau Melbourne sehingga seluruh departemen onkologi, termasuk ahli gizi, ahli onkologi, perawat kanker dapat mencobanya bersamaan dan memahami apa kandungan dan manfaat dari buah berry ini."

Musiman dan mudah rusak mempengaruhi ketersediaan

Pasangan ini sekarang memiliki 2.000 tanaman buah ajaib ini, namun panen utama untuk buah berry ini terjadi di musim panas, ketika banyak spesialis medis sedang cuti tahunan.

Karen Pereira sekarang mengasah keterampilan hortikulturanya untuk mencoba membuat tanaman ini berbuah lebih sering untuk memastikan pasokan yang konsisten.


"Kami perlu mengubah taktik kami dalam cara kami menumbuhkannya sehingga kami dapat memasok buah ini ke rumah sakit," katanya.

Masalah lainnya adalah umur simpan buah yang pendek.

Setelah dipetik, protein miraculin hanya tetap efektif selama sekitar 48 jam, atau hingga empat minggu jika buah tersebut dimasukkan ke dalam freezer.

Untuk saat ini, Rubyberry mengimpor produk beku-kering dari Amerika Serikat dan akan mulai mengeringkan buah-buahan mereka dari pertanian Daintree begitu ada persediaan yang melimpah.

Karen Pereira mengatakan proses menjadikan buah berry kering beku mampu memberi ketahanan masa simpan bagi miraculin di selama dua tahun.

"Buah ajaib ini harus tersedia untuk semua orang di Australia, di mana pun mereka tinggal," katanya.

"Beberapa orang tidak dapat menanamnya sendiri karena mereka tidak tinggal di daerah tropis."

Namun, dia bersikeras buah ini tidak akan dijual kepada orang-orang yang menginginkannya murni untuk kebaruan.

"Saya tidak bisa berdamai dengan diri saya sendiri jika saya hanya melakukan ini dalam skala kecil karena saya mengkhawatirkan orang-orang yang saya tidak bisa bantu jika saya tidak memiliki cukup buah," kata karen Pereira.

"Saya ingin setiap orang setidaknya dapat mencobanya dan melihat apakah itu berhasil bagi mereka daripada diberitahu penyakit yang mereka derita tidak dapat diobati, karena itu tidak adil."

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini. (ita/ita)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads