Didenda Puluhan Juta Rupiah Meski Tinggal di Lahan Sendiri

Didenda Puluhan Juta Rupiah Meski Tinggal di Lahan Sendiri

Australia Plus ABC - detikNews
Rabu, 07 Mar 2018 08:26 WIB
Perth -

Seorang pria di Australia Barat (WA) didenda $ 50 atau sekitar Rp 573 ribu sehari oleh dewan Kota Praja setempat karena tinggal di sebuah karavan di tanah miliknya sendiri. Ia menolak membayar denda baru yang diwajibkan oleh pengadilan tersebut.

Roland Gopel, 58 tahun, telah tinggal di mobil vannya di pinggiran Menzies, 700 kilometer sebelah utara Kota Perth, Australia Barat di atas tanah yang dia beli pada tahun 2015.

Tapi dewan Kota Praja Menzies mengatakan bahwa kurangnya air bersih atau pembuangan air kotor dan keadaan properti yang kumuh telah membuat dia melanggar sejumlah ketentuan utama.

Sementara kota praja menjatuhkan denda sebesar $ 50 per hari sejak 1 Agustus, sebuah tuntutan terpisah karena melanggar UU karavan di taman dan perkemahan di negara bagian Australia Barat telah membuatnya dikenakan denda baru sebesar $ 1.000 atau sekitar Rp 10,7 juta, dan diperintahkan untuk membayar biaya pengadilan di kota praja Menzies sebesar $ 3.000 (Rp 32 juta).

'Saya akan menolak untuk membayar'

Berbicara di luar Pengadilan Magistrat Leonora setelah putusan tersebut, Gopel mengatakan bahwa dia akan mengajukan banding atas vonis tersebut secepat mungkin.

"Saya menolak membayar denda untuk bermukim disana saya menolak menjadi tunawisma," katanya.

"Kami orang Australia, kami tidak perlu melakukan apa yang kami katakan demi melakukan apa yang diperintahkan."

Vonis denda tersebut lebih berat dari vonis sebelumnya yang dijatuhkan pada Agustus lalu karena pelanggaran serupa, dimana Gopel didenda $ 1.000 (Rp 10,7 juta) dan diperintahkan untuk membayar $ 1.745 (Rp 18,7 juta) untuk biaya pengadilan, sebuah hukuman yang juga belum dibayarkan oleh pria berusia 58 tahun ini.

Roland Gopel berdiri di tanahnya
Roland Gopel mengatakan bahwa dia meninggalkan Perth karena tingginya harga properti. (ABC News: Sam Tomlin)


Gopel 'tinggal di luar peraturan'

Hakim Sandra De Maio mengatakan, meski keadaan Gopel sulit, dia jelas-jelas melanggar undang-undang tersebut.

"Gopel sedang dalam situasi yang sangat disesali dimana dia tinggal di lahan miliknya sendiri, tapi dalam keadaan yang tidak sesuai dengan aturan," kata Hakim Sandra De Maio mengatakan.

"Dia jelas tinggal di luar batasan."

Dengan Gopel mewakili dirinya sendiri, Hakim Sandra De Maio berulang kali menghentikan proses untuk menjelaskan aspek proses persidangan kepada pria berusia 58 tahun tersebut.

"Saya menghargai alasan Anda untuk hidup seperti yang Anda jalani," katanya.

"Anda ingin tinggal di tanah milik Anda sendiri, tapi faktanya kita semua harus mematuhi peraturan yang dirancang untuk menjamin kesehatan dan keselamatan tetangga kita."

Dia mengatakan bahwa hukuman tersebut mencerminkan kemampuan Gopel yang terbatas untuk membayar denda yang besar, dengan paling besar dalam dua minggu memperoleh $ 550 untuk membayar tarif dan hutang-hutang yang telah ditetapkan sebelumnya.

"Ini bukan tentang menendang Gopel dari propertinya."

Tampil mewakili pemerintah kota praja, pengacara Andrew Wadham mengatakan dewan hanya ingin membawa properti Gopel sesuai dengan standar, tidak untuk mengusirnya.

"Akhirnya, ini bukan tentang menendang Gopel dari propertinya, ini tentang bagaimana memenuhi aturan," kata Wadham.

"Tidak ada perintah yang dijatuhkan hakim yang bisa memaksa Tuan Gopel keluar dari tanah miliknya."

Tapi dia mengatakan bahwa dewan kota praja tidak dapat membuat pengecualian terhadap peraturan kesehatan dan keselamatan dalam kasus manapun.

Menzies caravan fronter
Roland Gopel mengatakan bahwa dia tidak mampu untuk tinggal di tempat lain. (Jarrod Lucas: ABC Goldfields-Esperance)


Saksi kunci bagi dewan kota praja, seorang Petugas Lingkungan David Hadden, mengatakan bahwa dewan tersebut pertama kali menghubungi Gopel pada tahun 2015 setelah mendapat keluhan dari penduduk Menzies.

Di bawah pertanyaan dari pengacara kota praja, Andrew Wadham, David Hadden mengatakan bahwa dia telah melakukan banyak kunjungan ke properti Gopel, setiap kali menjelaskan langkah-langkah yang harus diambilnya agar memenuhi peraturan.

"Kami sudah melakukan inspeksi sebanyak 12 kali selama periode tersebut," kata Hadden.

"Dia meyakini tidak ada orang yang bisa mengatur apa yang dia lakukan di lahan miliknya sendiri."

Dia mengatakan bahwa dia telah berulang kali menjelaskan potensi hukuman yang dihadapi Gopel jika dia tidak mematuhi peraturan dewan tersebut.

Gopel mengatakan bahwa dia berencana memasang tangki septik, namun menambahkan bahwa dia tidak berniat untuk terhubung dengan saluran air utama, karena dia tidak ingin dipaksa membayar tagihan yang sedang berlangsung.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads