Seorang pelaut dengan rute pelayaran Sydney ke Hobart berencana membawa kapal pesiarnya lebih jauh ke Kepulauan Pasifik, untuk memeriksa ratusan pasien dan melakukan operasi mata di Tonga dan Tuvalu.
Dokter spesialis mata asal Adelaide, John Willoughby adalah pendiri organisasi nirlaba Vision of Islands, salah satu dari beberapa badan amal kesehatan yang beroperasi di seluruh kawasan pasifik.
Dia juga merupakan kapten dari sebuah kapal pesiar dengan rute Sydney ke Hobart, Enchantress, dan berencana untuk berlayar ke Kepulauan Pasifik sebagai sebuah cara untuk menggunakan keahlian bedahnya di daerah yang jauh lebih terpencil daripada yang pernah dicapai timnya sebelumnya.
Dr Willoughby mengatakan bahwa prosedur operasi mata tersebut dapat mengubah hidup orang-orang yang menderita masalah serius pada organ matanya, seraya menjelaskan reaksi pasien yang telah diobati.
"Ketika kami melakukan operasi, keesokan harinya kami membuka penutup matanya dan seorang wanita yang biasanya harus dipandu berkeliling tiba-tiba melompat berdiri," katanya.
"Semua perawatnya segera menariknya untuk mencegahnya jatuh.
"Dia mendorong mereka semuanya dan melakukan tarian hula kecil - tentu saja melihat hal-hal semacam itu kami menjadi sangat tergerak.
Dokter bedah asal Adelaide ini mengatakan bahwa perjalanan sebelumnya yang menggunakan transportasi udara banyak mengalami penundaan dan masalah dalam urusan mengangkut peralatan yang dibutuhkan. Hal ini menghambat upaya untuk menangani sebanyak mungkin orang dalam kurun waktu dua minggu.
Dia mengatakan bahwa dia berharap dapat menempatkan peralatan operasi mata senilai $ 1,5 juta atau setara Rp 16 miliar di atas kapal pesiar Enchantress dan berlayar ke pulau-pulau terpencil yang akan dapat membantu lebih banyak orang.
"Kami merasa iba pada orang-orang ini [yang] mereka sangat layak untuk diobati [tapi] tidak memiliki kesempatan seperti yang kita miliki di sini," katanya.
"Memiliki sebuah kapal akan membuat segala sesuatunya lebih bisa diandalkan.
"Saya memiliki seorang dokter mata yang mabuk laut laut, tapi bahkan mereka senang melakukannya."
Tim ini berencana untuk menempuh rute yang dapat menjangkau pasien baru namun juga memberi mereka kesempatan untuk memeriksa sebanyak mungkin pasien-pasien mereka sebelumnya.
Dr Willoughby yang telah melakukan beberapa kali operasi mata di kepulauan itu sejak tahun 1960an, mengatakan satu-satunya alternatif bagi penduduk setempat yang memerlukan perawatan pada matanya adalah mencoba mencari uang untuk bisa bepergian ke tempat-tempat seperti Malaysia.
Dia mengatakan beberapa orang di Tuvalu menderita bencana katarak pada usia yang jauh lebih muda dibandingkan dengan orang Australia.
"Sesekali mereka bisa menghitung jari tangan yang diletakkan di depan mereka - terkadang mereka hanya bisa melihat tangan bergerak seperti bayangan," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa pola makan dan paparan sinar ultraviolet termasuk di antara masalah yang dihadapi masyarakat di kepulauan Pasifik.
Dokter bedah tersebut mengatakan bahwa dia berharap pada akhirnya dapat membantu melatih cukup dokter lokal untuk mendukung masyarakat Pasifik.
Dia juga percaya mahasiswa kedokteran Australia dapat membantu jika perguruan tinggi mendukung dorongan tersebut.
"Patologi yang kita lihat sangat ekstrem, jadi kita sedang membicarakan penyakit serius, namun di Australia kita menghasilkan dokter yang terkadang tidak bisa mendapatkan pekerjaan," katanya.