Melbourne Jadi Tuan Rumah Hasil Karya Van Gogh

Melbourne Jadi Tuan Rumah Hasil Karya Van Gogh

Australia Plus ABC - detikNews
Kamis, 27 Apr 2017 15:42 WIB
Melbourne -

Saat ia terbaring menunggu ajalnya, dan kemudian menembak dirinya sendiri, Vincent Van Gogh mengucapkan kata-kata terakhirnya, "Kesedihan akan berlangsung abadi".

Sulit membayangkan ramalan suram dari seniman Belanda yang terkenal dan memiliki banyak masalah ini.

Namun, lebih dari 125 tahun kemudian, keluarga Van Gogh bisa membuktikan kehidupan yang memuaskan, kehidupan yang ditujukan untuk menghormati pekerjaan dan melestarikan ingatan Van Gogh.

"Kita semua merasa ini adalah bagian dari warisan dan ingin memberikannya kepada generasi penerus," kata Josien Van Gogh, salah satu cucu buyut keturunan Van Gogh.

"Karena itulah, saat ini kami mendidik anak-anak untuk mengetahui sejarah mereka."

Josien berada di Melbourne minggu ini, untuk membuka pameran Van Gogh terbesar yang pernah diadakan di Australia, di National Gallery of Victoria (NGV), Melbourne.

β—€ β–ΆWCMS.pluginCache.add('#slide-show-gallery4', 'slideShow' , { });'Jangan main bola di dekat karya VanGogh'

Adalah keponakan Van Gogh, Vincent Willem, yang pada akhirnya mewarisi kebanyakan koleksi lukisan dan sketsa karya Van Gogh.

Willem adalah kakek dari Josien, dan dia ingat pernah mengunjungi sebuah ruangan rumah kakeknya saat ia masih kecil.

Ruangan yang dingin dan ada lukisan yang ditumpuk satu sama lain di sana," kata Josien kepada program ABC, News Breakfast.

"Ada banyak lukisan yang tergantung di rumah, ada kira-kira 20 lukisan tergantung di dinding di ruang tamu dan di ruang makan."

Vincent Willem Van Gogh
Vincent Willem Van Gogh menerima warisan dari pamannya pada tahun 1925. (Koleksi: Vincent van Gogh Foundation)

Di rumah Josien sendiri ada beberapa barang asli milik Van Gogh yang tergantung di dinding, namun ada peraturannya, yakni tidak boleh bermain sepak bola di dekat lukisan yang berada di ruang tamu.

Sylvia Cramer adalah keponakan buyut Vincent lainnya, yang juga datang ke Melbourne untuk melihat pameran baru ini.

Ia mengatakan butuh beberapa saat sebelum menyadari betapa pentingnya pekerjaan yang dilakukan keluarga mereka.

"Itu hanya bagian dari kehidupan [Willem] dan juga menjadi bagian dari kehidupan kita," katanya.

"Lukisan ada dimana-mana, ada di tempat yang bisa kita lihat, tapi saya merasa saat masih kecil, kita tidak menyadari bahwa lukisan ini adalah warisan besar," katanya.

"Kemudian terasa menjadi penting setelah beberapa tahun."

Sylvia Cramer and Josien Van Gogh
Sylvia Cramer (kiri) dan Josien Van Gogh menjaga peninggalan keluarganya (Foto: Reuters, Luke MacGregor)


Menyerahkan warisan

Seiring berjalannya waktu, Willem menghadapi masalah. Apa yang harus ia lakukan dengan luksian-lukisan, saat ia meninggal?

Hukum Belanda menyatakan, jika ia menyerahkannya kepada anak-anaknya, mereka terpaksa membayar pajak warisan yang jumlahnya sangat besar. Dan mereka terpaksa menjual beberapa lukisan itu untuk membayarnya.

Ia pun kemudian menyusun sebuah rencana.

Pada tahun 1962 ia mendirikan Yayasan Vincent Van Gogh. Kemudian pada tahun 1973 sebuah museum khusus Van Gogh dibuka di Amsterdam.

"Yang terpenting, menurut saya, lukisan-lukisan ini adalah tetap bersama sebagai satu bagian besar koleksi," kata Josien.

"Jika kakek saya memutuskan sebaliknya, lukisan-lukisan tersebut mungkin akan tersebar di seluruh dunia,"

- Josien Van Gogh, keturunan seniman Vincent Van Gogh.

"Tentu saja, anak-anaknya juga harus setuju dengan gagasan tersebut, karena harus melepaskan bagian dari warisan mereka, tapi mereka sangat rela melakukannya. Karena itulah kami memiliki museum yang indah."

Saat ini, tidak ada keturunan Vincent yang memiliki hasil karya lukisannya atas nama pribadi.

"Tidak secarik kertas pun," kata Josien.

Termasuk Almond Blossom, yang merupakan salah satu lukisan terakhir Vincent dan dibuat untuk merayakan kelahiran Willem.

Vincent Van Gogh almond blossom
Almond Blossom dilukis pada tahun1890, tahun saat Van Gogh meninggal. (Koleksi: Vincent van Gogh Foundation)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lalu kakek saya punya anak dan menggantungnya di kamar anak laki-laki, tepat di atas tempat tidur mereka, menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka," kata Josien.

Tentu saja, ada satu syarat terakhir dari Willem. Setidaknya ada satu keturunan Vincent yang berada di dewan museum setiap saat.

'Kami bergiliran sebagai keluarga'

Menyatakan keluarga Van Gogh memberi penghormatan kepada Vincent, mungkin menjadi sesuatu yang dianggap remeh.

Setiap setahun atau dua tahun, seluruh koleksi Van Gogh disatukan dan melintasi tempat-tempat di Eropa, dimana Vincent pernah tinggal dan bekerja. Upaya yang dilakukan agar generasi penerus paham betapa pentingnya warisan tersebut.

"Agar tertanam dalam kehidupan mereka juga," kata Sylvia.

Ada pula dewan yang bekerja dan merawat museum di Amsterdam.

"Terkadang saya berjalan-jalan di museum dan saya bertanya apakah orang tahu jika kita adalah saudara satu sama lain," kata Sylvia.

"Itulah yang kadang membuat saya sulit percaya, semua orang ada untuk seniman Van Gogh, yang menjadi warisan bagi kita."

"Kadang-kadang melelahkan... banyak pekerjaan," tambah Josien.

Sebagai upaya mempertahankan warisan, keluarga besar memiliki "program" untuk berbagi beban kerja.

"Jadi sekarang saya di sini [Melbourne], tapi di masa depan bisa jadi kakak perempuan saya, atau putri [Josien] yang juga ikut bersama kami, jadi ia siap," kata Sylvia.

"Jadi mereka harus bergiliran, kita tidak melakukannya seumur hidup, kita melakukannya selama beberapa tahun, kemudian giliran yang berikutnya."

Josien menambahkan, "karena nama Van Gogh hilang dalam keluarga kita, mungkin lebih penting jika kita mendidik mereka."

"Karena jika nama keluarga Anda berbeda dari Van Gogh, maka pada titik tertentu kita lupa apa hubungan yang dimiliki dengan Vincent."

"Kami memiliki keseluruhan program untuk generasi selanjutnya."

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 27/04/2017 pukul 13:00 AEST, disadur dari artikel berbahasa Inggris yang bisa dibaca di sini.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads