Jika anda menghindari daging, lebih memilih makanan yang sulit ditelan sebagai makan siang, dan merasa ingin menyantap roti sourdough, kabar baiknya adalah anda sedang mengikuti tren.
Perusahaan riset pasar global Mintel memonitor cara baru produk-produk makanan dan minuman ditampilkan di pasar serta menyurvei kebiasaan makan konsumen.
Justin Nell dari Mintel di Australia dan Selandia Baru yang berbicara di event South Australia Food Summit di Adelaide mengatakan hal ini merupakan tren terbesar pada tahun 2017.
1. Tinggalkan daging, beralih ke sayuranMeskipun terdapat peringatan dari CSIRO bahwa warga Australia belum mengkonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang cukup, penelitian yang dilakukan Mintel menunjukkan bahwa warga Australia setidaknya sudah mengarah ke arah sana.
Mintel mensurvei sebanyak 1.500 konsumen di Australia untuk laporan tren makanan 2017.
"Empat belas persen warga Australia mengatakan mereka menghindari daging merah dalam diet harian mereka," kata Nell.
"Sepuluh persen mengatakan mereka mengkonsumsi lebih banyak protein dari sumber-sumber non-hewani seperti susu, tumbuh-tumbuhan, dibandingkan tahun lalu," katanya.
2. Pola makan efisienNell mengatakan Mintel memberi perhatian lebih pada produk-produk makanan dan minuman yang dapat dinikmati segera atau "on-the-go" yang saat ini membanjiri pasar.
"Kami bahkan melihat peningkatan 55% dalam jumlah makanan dan minuman yang diluncurkan di Australia yang diklaim sebagai produk 'on the go' sepanjang 2012 hingga 2016," katanya.
"Konsumen ingin mendapatkannya, memakan dan membuang produk itu hanya dengan satu tangan," ujarnya.
"Kami berkelakar, hal itu demi alasan sederhana, yakni karena tangan mereka yang satu lagi sedang memegang ponsel," katanya.
Produk ini juga membantu 21 persen warga perkotaan Australia yang kedapatan oleh Mintel tengah menyantap makan siang di meja kerja mereka.
Mungkin temuan ini bukan apa yang dipikirkan oleh Heston Blumenthal ketika dia mengatakan seluruh dunia harus memperhatikan kebudayaan makanan kita.
3. Tren makananjadulMenurut penelitian ini, sama seperti di dunia fashion, apa yang lama kembali menjadi hal baru lagi.
Nell mengatakan lebih banyak konsumen juga mencari teknik pengolahan tradisional, teknik pengolahan yang lebih tua.
"Hal-hal seperti roti sourdough, kimchi, kombucha, mereka memunculkannya kembali," katanya.
"Ini memberikan perasaan yang melekat pada produk tersebut berupa kepercayaan yang dirindukan banyak konsumen," ujarnya.
"Kami juga melihat pertumbuhan roti sourdough menjadi beberapa kategori, mulai dari roti kering atau biskuit atau bahkan pasta," tambahnya.
4. Jangan mubazirRiset terdahulu menunjukkan sebanyak 20% yang dibeli oleh warga Australia dibuang, tapi terdapat keinginan kuat untuk membalikkan tren tersebut.
Meski demikian, peritel di Australia tidak mengatasi hal ini sebagaimana upaya yang dilakukan peritel di negara lain.
"Ini bukan masalah warga Australia yang berusaha mengurangi limbah makanan," katanya, "Tapi cara baru dan inovatif yang dilakukan produsen makanan di luar negeri."
"Kita sekarang melihat bagaimana merek-merek asal Eropa menjual drama broken biscuit," katanya.
"Hal ini dilakukan melalui inisiatif seperti OzHarvest atau foodbank, dan semakin banyak konsumen yang peduli dengan limbah makanan. Hal ini akan mengarah pada perubahan," ujarnya.
Diterbitkan Kamis 6 April 2017 Pukul 11:00 AEST oleh Iffah Nurarifah dari artikel berbahasa Inggris.