Karta, orangutan asal Sumatra terakhir kali mengalami keguguran di tahun 2014.
Penjaga binatang primata senior di Kebun Binatang Adelaide Jodie Ellen mengatakan mereka terkejut dengan kehamilan yang tidak direncanakan tersebut.
Dia mengatakan tim pengasuh primata di sana senang bahwa orangutan yang berusia 34 tahun tersebut bisa menjadi induk betina lagi, namun dalam waktu bersamaan, juga bersikap realistis melihat apa yang dialami Karta di masa lalu.
"Kami tentu sangat berharap bahwa Karta akan bisa melahirkan, sesuatu yang memang pantas dialaminya." kata Ellen.
"Ini bukan kehamilan yang direncanakan, namun alam berkehendak lain, dan kami tetap melanjutkan proses kehamilan ini karena orangutan Sumatra sekarang betul-betul kritis di alam liarnya."
"Penting sekali kami tetap mengembangkan spesies ini sebelum mereka betul-betul punah dari planet ini."
Ellen mengatakan selama bertahun-tahun mereka tidak mengetahui mengapa Karta berulang kali mengalami keguguran, namun di tahun 2001, ditemukan bahwa anatomi tubuhnya menjadi alasan mengapa Karta susah untuk menyusui.
"Saudara betina Karta di Kebun Binatang Denver (AS) mengalami masalah yang sama, di mana para pengasuh di sana harus memberikan tambahan makanan bagi bayinya untuk bisa bertahan hidup." kata Ellen.
"Kami akan melakukan segala hal untuk membantu Karta, kami sudah berlatih selama bertahun-tahun, dan kami memiliki program tambahan makanan yang akan bisa membantu bayinya bila memang dia melahirkan."
Ellen mengatakan akan ada tim yang memantau primata tersebut selama 24 jam penuh ketika Karta melahirkan.
Diterjemahkan pukul 11:45 AEST 8/12/2016 oleh Sastra Wijaya. Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini (nwk/nwk)