Udara dingin Kota Canberra yang menggigit mengingat kini di Australia sedang mengalami Musim Dingin (Winter), tidak mengurangi antusiasme mereka untuk beribadah secara khusuk di bulan suci Ramadan ini.
Dalam sambutannya selaku tuan rumah acara buka puasa bersama, Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, mengatakan bahwa acara buka puasa dan salat Tarawih bersama yang diadakan di kediaman resminya tersebut, selain untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan umat Muslim Indonesia di Australia, juga bertujuan untuk mempererat silaturahmi di antara mereka. Acara ini juga sangat penting untuk memperkuat semangat ukhuwah dan persatuan bangsa dan negara Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika beduk azan berbunyi, masyarakat pun langsung berkesempatan menikmati sajian takjil, yang secara khusus disiapkan oleh sang tuan rumah, istri Dubes RI, Nino Nadjib Riphat, yakni kolak biji salak, kue bolu, makaroni goreng, roti bola-bola kismis dan kurma. Usai salat Maghrib, warga Indonesia di Canberra dapat menikmati hidangan khas ala tanah air, seperti sayur asam, ayam serundeng, daging balado, telor balado, perkedel jagung, tahu isi dan tempe goreng tepung serta es buah.
Untuk menambah ketaqwaan dan keimanan masyarakat Indonesia di Canberra, acara berbuka puasa dan salat Tarawih bersama di Wisma Indonesia juga diisi dengan siraman rohani dari 2 (dua) orang ustad kondang dari tanah air, yakni Ustad Emil Ahmad dan Dr. KH. Hamka Hassan, Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah.
Dalam ceramahnya, Ustad Emiel Ahmad yang juga dikenal sebagai penulis dan penerjemah buku-buku Islami yang sangat produktif, mengajak para jamaah untuk meniru sifat-sifat maupun kepribadian mulia Nabi Muhammad SAW yang antara lain gemar berinfak dan bersedekah kepada orang miskin. Bulan Ramadan menjadi momentum yang paling tepat untuk mewarisi nilai-nilai kepribadian Nabi Muhammad SAW.
Sementara itu, Ustad Hamka Hassan mengajak komunitas Muslim di Australia untuk terus mengisi dan memperkuat keimanan. Keimanan merupakan kunci menuju ketaqwaan terhadap Allah SWT. Masyarakat dan diaspora Indonesia yang datang bersama keluarganya menyatakan suka citanya dapat merayakan buka puasa bersama dengan seluruh komunitas Muslim di Canberra.
Ihsan misalnya, pria asal Surabaya berdarah Bugis yang sudah lebih dari dua tahun bermukim di daerah Belconnen, Canberra, mengatakan bahwa acara seperti dinilai sangat membantu mengobati kerinduan terhadap suasana Ramadan di tanah air. Apalagi makanan yang disajikan setiap ada acara berbuka puasa bersama selalu bernuansa Nusantara sehingga selalu mengingatkan dengan suasana Ramadan di Indonesia.
![]() |
Selama bertahun-tahun, Kedutaan Besar RI di Canberra bekerjasama dengan berbagai organisasi dan kelompok Muslim, seperti AIMFACT (Association of Indonesian Muslim Family in Australian Capital Territory), Pengajian Keluarga, Pengajian Khataman, dan Pengajian University of Canberra (UCKUM), selalu menggelar acara rutin buka puasa di Wisma Dubes maupun KBRI Canberra setiap hari Sabtu dengan menyuguhkan berbagai makanan khas tanah air, seperti kolak pisang, es cendol, soto ayam, sate, gado-gado, hingga tahu isi.
Tak heran jika acara buka bersama yang dilanjutkan dengan salat Tarawih berjamaah selalu dipadati oleh masyarakat Indonesia di Ibu Kota Australia ini.
Acara rutin lain yang digelar selama bulan Ramadan di KBRI Canberra adalah salat Zuhur berjamaah dan diserta Kuliah Tujuh Menit (Kultum) oleh sejumlah ustad dari tanah air maupun mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil sekolah, baik S-3 maupun S-2 di Kota Canberra.
Untuk tahun ini, rangkaian kegiatan Ramadan dimulai dengan pengajian yang menghadirkan penceramah-penceramah muda ternama dari Indonesia, yakni Ustad Erick Yusuf (pengisi acara sahur NET TV, Diambang Fajar SCTV, Basmallah Trans TV, Indonesia Berdzikir TV One) dan Ustad Fatin Karim pada tanggal 4 Juni 2016 yang lalu.
Secara kebetulan kedua Ustad kondang Indonesia tersebut, yakni Ustad Erick Yusuf dan Emiel Ahmad merupakan keponakan Dubes Nadjib Riphat Kesoema dan istrinya, Nino Nadjib Riphat.
Berbagai kegiatan di atas membuktikan bahwa masyarakat Indonesia, mulai dari orang tua hingga anak-anak yang berada di Australia yang jauh dari tanah air pun, tak mau kalah dalam menyambut, mengisi dan merayakan bulan Ramadan dengan berbagai aktivitas keagamaan yang ada. Masyarakat Indonesia juga mendapatkan siraman rohani yang sangat bermanfaat dari Ustad-ustad muda Indonesia yang secara khusus datang ke Kota Canberra. (nwk/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini