Film Soal Pasangan Indonesia di Melbourne Temukan Arti Cinta yang Tulus

Film Soal Pasangan Indonesia di Melbourne Temukan Arti Cinta yang Tulus

Australia Plus ABC - detikNews
Kamis, 12 Mei 2016 16:37 WIB
Foto: (Tangkapan layar film True Love Waits via Australia Plus)
Jakarta - Fahd Pahdepie, CEO dari Inspirasi.co berhasil mengangkat kisah pasangan Dr Mulyoto Pangestu dan istrinya yang disapa Ibu Lis. Dengan kondisi keterbatasan fisik ibu Lies, kisah pasangan ini telah menemukan arti ketulusan dalam hubungan percintaan.

Film berjudul True Love Waits ini dirilis di halaman Facebook Fahd Pahdepie pada 29 April 2016 lalu.

Dalam sepekan saja, film ini telah dishare hingga lebih dari 10.000 ribu dengan perkiraan reach melalui Facebook dan YouTube mencapai hampir satu juta.

Film besutan lulusan Monash University di Melbourne, Australia ini menceritakan pasangan asal Indonesia, Mulyoto dan Lies Pangestu yang kini bermukim di Melbourne.

Kisah pasangan ini pun rencananya akan menjadi salah satu cerita dalam buku ketiga Fahd, yang banyak membahas dunia percintaan dan rumah tangga.

Berikut wawancara Erwin Renaldi dari Australia Plus bersama dengan Fahd, yang mengaku sudah tergila-gila dengan film India sejak kecil.

Pesan apa yang ingin disampaikan dalam film pendek True Love Waits ini?

True Love Waits bercerita tentang ketulusan dalam mencintai. Jika seseorang sudah bisa mencintai dengan tulus, ia tak akan mengharapkan sesuatu berdasarkan keinginan-keinginan belaka, sebab keinginan seringkali adalah sumber penderitaan. Mencintai secara tulus adalah bersabar dan bersyukur. Pesan ini dibalut dalam kisah sederhana yang diambil dari pengalaman Dr. Mulyoto Pangestu dan Ibu Lies Pangestu, pasangan yang menurut saya sudah berhasil memberi contoh kepada banyak orang tentang bagaimana mencintai secara tulus.

Siapa saja yang terlibat dalam produksi film ini?

Film ini sebetulnya dibuat setahun lalu waktu saya kuliah di Melbourne. Film ini diproduseri oleh Rendi Mulyandi dan Rema Melandi dari Kopitoebroek. Awalnya kami bereksperimen untuk membuat film pendek, lalu saya mengajukan cerita Dr. Mulyoto dan Ibu Lies untuk diangkat. Dibantu beberapa teman lain, akhirnya film ini selesai diproduksi.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat film ini?

Sebenarnya sempat tertunda satu tahun proses editing dan masteringnya, karena kesibukan masing-masing. Namun, setelah setahun dan saya kembali ke Indonesia, film pendek ini akhirnya bisa dirilis berkat bantuan Futih Aljihadi dan teman-teman lain di inspirasi.co. Alhamdulillah sambutan penonton luar biasa, dalam seminggu film pendek tersebut sudah ditonton lebih dari satu juta orang di Facebook dan Youtube.

Lantas bagaimana dengan menunggu cinta yang tulus, bukankah menunggu ada batas waktunya?

Dalam film pendek True Love Waits, makna 'menunggu', termasuk menunggu jodoh dan cinta sejati adalah sebuah proses bagaimana kita bisa memanfaatkan sebaik-baiknya waktu yang tersisa agar kita bisa mensyukuri semuanya. Saat kita bisa bersyukur, kita akan bisa membuat keputusan dan pilihan-pilihan yang baik dalam hidup kita, termasuk pilihan sikap, cara pandang terhadap hidup, cara berpikir, dan seterusnya.

Di novel Anda yang berjudul jodoh, Anda pun mendefinisikan jodoh dengan arti yang lain?

Melalui novel Jodoh, saya berusaha memberikan perspektif baru bahwa jodoh itu bukan belahan jiwa (yang harus ditunggu). Jodoh adalah sebuah konsekuensi dari sebab-akibat yang berasal dari pilihan dan keputusan-keputusan yang kita buat dalam hidup. Maka menunggu 'jodoh' bukan lagi tindakan yang pasif, jodoh harus diupayakan dan diperjuangkan.

Mengapa Kang Fahd tertarik untuk menyelami dunia percintaan, terutama urusan rumah tangga?

Keluarga adalah miniatur kehidupan sosial kita. Banyak orang menganggap bahwa rumah tangga dan keluarga adalah hal sepele, tetapi kita sering lupa bahwa keluarga adalah unit sosial terkecil dalam kehidupan kita. Banyak masalah terjadi dalam bermasyarakat dan bernegara bermula dari gagalnya mengelola rumah tangga. Kalau kita bisa memperbaiki kualitas hubungan rumah tangga, memperbaiki pola komunikasi dalam keluarga, dan merawat dengan baik family values, maka akan banyak hal yang bisa kita perbaiki dalam hidup ini.

Jadi proyek Anda selanjutnya masih akan menulis soal masih soal cinta dan rumah tangga?

Buku selanjutnya yang akan terbit sebelum lebaran berjudul Sehidup Sesurga (PandaMedia, 2016). Buku ini juga bercerita tentang hal-hal sederhana dalam kehidupan keluarga dan rumah tangga. Bedanya dengan dua buku sebelumnya, buku Sehidup Sesurga ini berusaha menyajikan nilai-nilai penting yang perlu dipahami sebelum kita menikah, saat kita memutuskan menikah, setelah kita menikah, hingga setelah kita memiliki anak-anak.

Dan pesan apa yang disampaikan dalam buku ini?

Saya berusaha memberikan perspektif baru tentang membangun komitmen untuk hidup bersama dengan seseorang yang kita cintai. Komitmen untuk berani bahagia, sehidup sesurga. Di dalam buku ini terdapat beberapa kisah yang bisa kita jadikan contoh, di sana saya memasukkan kisah Dr. Mulyoto dan Ibu Lies sebagai salah satu contoh. (nwk/nwk)




Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads