Sekelompok yang terdiri dari 4 perempuan menjadi tim perempuan pertama yang mendayung di kawasan Samudera Pasifik. Mereka mengakhiri petualangan di Cairns, Queensland, hari Senin (25/01/2016).
Tim yang diberi nama 'The coxless Crew', terdiri dari Meg Dyos (25 tahun), Emma Mitchell (30 tahun), Natalia Cohen (40 tahun) dan Laura Penhaul (32 tahun).
Keempatnya berangkat dari San Francisco, Amerika Serikat dengan mendayung perahu berwarna merah muda dengan panjang hampir mencapai 9 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka telah menghabiskan 235 hari di laut lepas, dengan mendayung selama seharian penuh secara bergiliran. Mereka sempat beristirahat selama seminggu di Honolulu, Hawaii dan Apia di Samoa.
Keempatnya tiba di pelabuhan Cairns Marina, Queensland pada pukul 10 pagi waktu setempat dan langsung disambut oleh keluarga mereka.
"Wajar jika mereka merasa lelah sekarang," ujar Tony Humphries, manajer tim. "Mereka merasakan beberapa kesakitan dan nyeri, juga dengan kondisi kulit mereka setelah melewati medan yang sulit. Tidak ada pelindung dari sinar matahari di perahu, jadi mereka mengalami kepanasan dan kehujanan."
"Mereka juga terus menerus terkena air garam laut yang cukup keras pada kulit," tambahnya. "Berat badan mereka turun, makanan yang dikonsumsi belum tentu yang mereka nikmati."
Sebelumnya tim Doris diharapkan dapat tiba di pelabuhan Cairns pada hari minggu malam, namun tertunda karena cuaca.

The Coxless Crew, kelompok perempuan pertama yang mendayung lautan Pasifik. Foto: Losing Sight of Shore
Tim perempuan ini tidak hanya untuk membuktikan kemampuan mereka dalam mengarungi lautan Pasifik, tetapi juga untuk menggalang dana.
Rencananya uang yang dikumpulkan akan diberikan ke yayasan Walking with the Wounded, untuk mendukung para pekerja perempuan yang terluka, dan Breast Cancer Care, yayasan kanker payudara.
Kisah petualangan keempat perempuan di laut lepas ini akan diangkat ke layar lebar, lewat besutan pembuat film Sarah Moshman.
(nwk/nwk)