Pabrik Baxter Boots didirikan pada tahun 1885 oleh juara olahraga tembak dan mantan anak magang di pembuat sepatu boot, Henry Baxter, ketika ia lantas membeli sebuah pabrik di Goulburn yang telah membuat sepatu sejak tahun 1850.
Direktur pabrik generasi keempat, Marshall Baxter, mengatakan, pabriknya, dulu, memproduksi sekitar 400 sepatu per hari selama Perang Dunia I.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepatu boot yang baru dibuat di pabrik.
Sejarah yang panjang
Dalam masa kejayaannya, yakni pada awal hingga pertengahan 1900-an, pabrik Baxter Boots mempekerjakan ratusan orang di pabrik dan penyamakan kulit Goulburn.
Tempat ini punya lapangan kriket, tim kriket dan tim hoki sendiri serta punya klub sosial yang menyelenggarakan acara menari dan piknik.
Gordon Pooley, 76 tahun, mengikuti jejak kakeknya, Samuel, dan ayahnya, Cecil, yang keduanya pembuat boot di pabrik Baxter, dengan mendaftar sebagai pegawai saat berusia 15 tahun pada 1954.
Ia dilatih sebagai pembuat tumit dan mengerjakan berbagai alas kaki, termasuk sepatu boto militer, sepatu berkuda, pantofel dan sepatu dansa.
Ia mengatakan, para pekerja memiliki hubungan yang erat antara satu sama lainnya dan juga dengan keluarga Baxter.
"Ayah Marshall, ia hebat. Ia akan membantu Anda - jika Anda memiliki masalah pergilah ke sana, jika Anda memiliki saran, Anda bisa menemuinya,β kata Gordon.
Ia lantas mengungkapkan, "Ia mungkin akan rewel beberapa kali, tapi secara keseluruhan saya tak bisa mengatakan saya tidak menikmati kehidupan kerja saya di tempat ini."
Gordon tak lagi bekerja sebagai pembuat boot tetapi masih memiliki pekerjaan sebagai pembersih di pabrik.
"Pabrik ini selalu disebut sebagai keluarga besar. Kami semua senang. Dan bukan satu orang yang membuat boot β ini kerja tim," sebutnya.
Max Redman, 75 tahun, telah bekerja di pabrik ini selama 46 tahun, dan mengkhususkan diri dalam pengerjaan bagian atas dan lapisan bahan kulit.
Meskipun ia sekarang menggunakan mesin press, ia masih bisa memotong kulit dengan cara tradisional dengan pisau dan pola timah.
Bertahan di era moderen
Pabrik Baxter Boots selamat dari Depresi Besar, tetapi masalah keuangan di awal tahun 1960-an, membuat perusahaan jatuh.
Karena ini adalah industri desentralisasi, Pemerintah New South Wales akhirnya menyelamatkan dengan pinjaman 20 tahun.
Tapi di tahun 1970-an dan 1980-an, perusahaan menghadapi kesulitan lebih besar dari pemotongan tarif.
"Produk di Australia sontak menjadi semakin mahal dan lebih mahal. Impor dari China, atau India atau di mana pun, justru semakin murah dan lebih murah dan lebih murah lagi,β keluh Marshall.
Sembilan puluh persen dari sepatu Baxter, kini, diproduksi di China, namun sekitar 10.000 pasang sepatu dan boot masih dibuat di pabrik Goulburn, setiap tahunnya.
(nwk/nwk)