Ujicoba ini dilakukan oleh kelompok industri padi Rice Research Australia (RRA), yang terletak di Jerilderie, negara bagian New South Wales.
RRA bahkan sudah menjajaki penggunaan drone untuk monitoring pertumbuhan padi di sawah dalam tiga tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Drone seharga 2.700 dolar (sekitar Rp 27 juta) ini menggunakan sistem GPS di bagian dalamnya serta dilengkapi kamera di bagian luarnya.
Selama beroperasi, drone ini terbang di atas lahan persawahan, mengambil rekaman gambar tanaman padi dan rumputan liar yang mengganggu tanaman padi.
Menurut manager RRA Russell Ford, penggunaan drone ini bisa menghemat waktu dan biaya bagi petani padi.
Ford berharap para petani padi di Australia sudah bisa menerapkan teknologi drone ini dalam waktu dekat.
"Karena alasan tertentu, orang Australia memang tertarik dengan teknologi," katanya.
"Kita cenderung ingin mencoba hal-hal baru meskipun kita sebenarnya belum begitu tahu bagaimana cara menjalankannya," tambah Ford lagi.
(nwk/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini