Seorang mahasiswa PhD asal Indonesia di National University of Canberra, Aan Suryana, terkena luka bakar parah di tangan dan kakinya ketika sedang BBQ di kampus ANU hari Jumat (14/11/2014).
Karena fasilitas tidak memadai di ibukota Canberra ini untuk menangani pasien luka bakar, Aan sekarang berada di rumah sakit khusus luka bakar Concorde di Sydney.
BBQ adalah kebiasaan yang dilakukan warga Australia di musim panas untuk memanggang berbagai makanan di tempat pemanggangan yang banyak tersedia di taman-taman ataupun milik sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kejadian tersebut, Aan yang sedang menempuh pendidikan doktoral di ANU tersebut dibawa ke rumah sakit Canberra.
"Namun karena rumah sakit Canberra tidak memiliki fasilitas memadai untuk menangani luka bakar, maka Aan kemudian dipindahkan hari Jumat malam dengan helikopter ke Sydney." kata Kepala Bagian Penerangan dan Sosial Budaya Hanggiro Setyabudi kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya hari Senin (17/11/2014).
"Mungkin karena rasa kesakitan yang luar biasa, Aan harus ditidurkan selama perjalanan (Induced coma). Dalam keterangan terakhir yang kita peroleh hari ini, Aan sudah sadar dan sudah dipindahkan dari bagian gawat darurat ke bagian rawat biasa." tambah Hanggiro.

Semula lukar bakar yang diderita Aan Suryana - yang sebelum ke Australia bekerja di harian berbahasa Inggris The Jakarta Post ini - menderita luka bakar sebanyak 45 persen. "Namun sekarang luka bakar sekitar 25 persen. Dia mungkin akan memerlukan transplantasi kulit di beberapa bagian tubuhnya." kata Hanggiro.
Para pelajar Indonesia di Canberra sekarang telah melakukan penggalangan dana untuk membantu Aan Suryana guna mendatangkan keluarganya yang sekarang masih tinggal di Indonesia.
Walau luka bakar serius jarang terjadi bagi mereka yang melakukan kegiatan BBQ, namun dalam beberapa kasus yang terjadi di Australia, bila terjadi luka serius bisa parah mengakibatkan luka bakar sampai 50 persen.
;
;
(nwk/nwk)