Pemerintah negara bagian Australia Selatan menyetujui dibangunnya pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) seharga 1,5 miliar dollar (Rp 16 triliun) di daerah semenanjung Yorke. Menurut pemerintah, lahan tersebut akan membantu menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan energi yang setara dengan yang digunakan 225.000 rumah, namun keputusan ini dikritik oleh para petani dan pemilik lahan setempat.
Menurut pemerintah, proyek ini akan menciptakan 500 pekerjaan baru, sementara perusahaan yang terlibat dalam proyek, Senvion Australia, menyatakan bahwa masyarakat tak perlu khawatir bahwa akses pemadaman api dari udara di daerah tersebut akan terganggu.
"Badan Layanan Kebakaran Desa tak memiliki masalah besar dengan ladang angin. Perihal alat-alat terbang untuk mengatasi kebakaran, alat-alat itu masih tetap bisa terbang. Mereka hanya harus menyadari bahwa di situ ada struktur, dan tergantung kondisi terbang dan daya lihat, mereka bisa bekerja di seputar struktur tersebut," ucap Chris Judd, direktur utama Senvion Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut ketua kelompok Naomi Bittner, proyek tersebut akan berpengaruh dengan bayangan di jalan-jalan. Selain itu, proyek tersebut juga tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tataruang tertentu. Namun, yang paling mengkhawatirkan kelompoknya adalah dampak proyek terhadap lahan tani primer.
"Kami dapat diandalkan untuk memproduksi seperempat panen biji-bijian negara bagian ini. Turbin-turbin pasti akan mempengaruhi kegiatan pertanian yang dilakukan dari udara, hingga panen pun berkurang. Terutama di tahun-tahun ini saat kita menghadapi baya hama tikus dan sejenisnya," ucapnya.
Menurutnya, ada jauh lebih banyak petani di daerah sekitar yang akan merasakan dampak negatif dari ladang angin ini ketimbang 24 keluarga yang ; lahannya digunakan untuk ladang angin.
Menteri Perencanaan Daerah John Rau menyatakan bahwa proyek itu disetujui dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan setelah dilakukan konsultasi dengan masyarakat. ;
"Ladang angin Ceres diestimasi bisa meghasilkan tenaga yang cukup untuk 225.000 rumah di Australia setiap tahun. Ini bisa menghindari 2,5 juta ton polusi karbon per tahun, atau setara dengan hutan tanam seluas 278.000 hektar. Direncanakan, pembangunan ini akan menyediakan 500 pekerjaan dlam tahap konstruksi, dan juga 50 kerja tetap selama 25 tahun masa operasional pembangunan," ucapnya.
Sejumlah turbin akan dibangun di lahan yang sama denganlahan yang diinginkan untuk menjadi lokasi tambang besi dan tembaga Rex Mineral. CEO perusahaan ini menyatakan bahwa turbin-turbin lahan angin akan mempengaruhi operasi tambang.
"Jelas ada potensi yang cukup untuk sinergi," ucap Mark Parry.
(nwk/nwk)