Polisi Queensland Tumpas Tren Rooftopping di Media Sosial

Polisi Queensland Tumpas Tren Rooftopping di Media Sosial

- detikNews
Sabtu, 30 Nov 2013 10:14 WIB
Jakarta - Polisi Queensland mengatakan mereka menggunakan media sosial untuk melacak tren baru yang berbahaya “Rooftopping” yakni berfoto di tepian gedung tinggi yang dikenal sebagai genre fotografi ekstrim.

Trend rooftopping ini melibatkan orang yang secara ilegal memanjat gedung tinggi dan bergantung di tepiannya untuk berfoto dan mengunggah fotonya ke media sosial.

Pengguna media sosial di Brisbane mulai menggandrungi tren ini terbukti dengan banyaknya foto rooftoping yang muncul di media online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antara foto itu ada yang memanjat gedung Meriton yang masih dalam pembangunan, yang merupakan gedung tertinggi di Brisbane setinggi 262 meter.

Inspektur Fortitude Valley, David Morganti mengatakan para rooftoppers bisa diancam 12 tahun penjara jika tertangkap setelah berbagi foto di media sosial.

"Sudah jelas tindakan mengunggah foto ke media sosial bisa diakses lebih mudah ketimbang daripada lembaran foto karena tujuannya memang untuk menarik lebih banyak orang melihatnya,” katanya.

"Tapi pada saat yang bersamaan hal itu juga menunjukan betapa tidak bertanggungjawab dan berbahayanya tindakan itu.

"Jadi diharapkan publik mengutuk perilaku ini dan tidak berharga melakukannya dan saya harap pesan ini akan sampai.”

Inspektur Morganti mengatakan rooftopping dikategorikan sebagai ‘kegiatan tidak diatur dan beresiko tinggi” dan pelanggarnya bisa dikenakan denda $1,500 dan juga dituduh masuk tanpa izin.

"Kita sangat mengkhawatirkan aspek keselamatan publik, tindakan itu resikonya sangat tinggi dan kita tidak ingin melihat ada orang terluka," katanya.

"Kita tidak ingin mengetuk pintu seseorang dan orang tua mereka hanya untuk mengatakan kalau dia terluka serius karena melakukan tindakan tak bertanggung jawab dan beresiko ini,” tegasnya.

Kematian tidak menghentikan mereka

Artis jalanan Brisbane dan rooftopper yang dikenal dengan sebutan Blu Art Xinja mengatakan memanjat gedung adalah kegiatan untuk pecandu adrenalin dan peringatan polisi tidak akan menghentikan tren ini.

"Memanjat gedung memang berbahaya, tapi secara pribadi saya tidak takut dengan bahaya – banyak orang juga tidak takut bahaya,” katanya.

"Bahkan jika seseorang meninggal karena kecelakaan ketika melakukan rooftopping saya rasa hal itu tidak akan menghentikan saya untuk melakukan rooftopping lagi.

"Orang selalu gandrung terhadap sesuatu jika hal itu menyenangkan dan akan tetap melakukannya jika hal itu menantang dan baru. Saya pikir foto yang disebarluaskan itu akan membuat orang tertarik atau takut melihatnya.

"Saya berharap penggila rooftopping akan berkurang sehingga saya bisa terus melakukannya dengan lebih sedikit orang memperhatikan saya.” Katanya.


(gah/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads