Dari hasil survei yang dilakukan terhadap 180 dokter perempuan, ditemukan adanya permintaan dari sejumlah pasien untuk diperiksa secara tidak senonoh atau mengada-ada.
30 persen dokter perempuan mengaku pernah disentuh atau diraba saat menerima pasien. 65 persen dokter perempuan berhasil menolak permintaan pasien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr Peter Bratuskins dari Monash University mengatakan kebanyakan dari pasien yang melakukan pelecehan adalah pria, dan sebagian kecil diterima dari sesama perempuan.
Kebanyakan dokter perempuan yang pernah mengalami pelechan terpaksa melakukan perubahan saat menerima pasien. Mereka merespon tindakan dengan cara yang berbeda-beda.
"Ada yang menjadi lebih formal saat berkonsultasi dengan pasien, menolak untuk memeriksa, atau merujuk pada dokter lain," ujar Dr Peter.
Dr Peter menyayangkan bahwa kurang dari 7 persen dokter perempuan tidak pernah mendapatkan pelatihan bagaimana menghadapi pelecehan seksual.
"Para dokter perempuan perlu mendapat dukungan dengan sejumlah peraturan dan kebijakan. Di tahun 2011 diskriminasi seksual telah diperbaharui bagi klien atau konsumen," tambahnya.
Hasil survei ini telah dipublikasikan di Jurnal Kesehatan Australia.
(nrl/nrl)