Lansia di Panti Jompo Australia Banyak Diberi Obat Penenang

Lansia di Panti Jompo Australia Banyak Diberi Obat Penenang

- detikNews
Senin, 22 Jul 2013 16:58 WIB
Jakarta - Peneliti Australia dari Universitas Tasmania prihatin dengan banyaknya rumah panti jompo yang meresepkan obat penenang dosis tinggi kepada lansia yang dirawatnya.

Temuan ini didasarkan pada analisis obat-obatan yang diresepkan kepada lebih dari 9,000 penghuni panti jompo di seluruh Australia dari tahun 2011 hingga 2012.

Temuan yang diterbitkan di Jurnal Kedokteran Australia ini mengungkapkan lebih dari seperempat lansia di panti jompo mengkonsumsi obat-obatan antipsikotik dosis tinggi yang biasa digunakan untuk mengobati gejala marah dan resah yang dialami penderita pikun atau demensia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari 40 persen lansia juga diresepkan obat penenang seperti Valium.

Para peneliti prihatin dengan tingginya tingkat penggunaan obat penenang ganda, dimana diketahui lebih dari 20% penghuni rumah jompo mengkonsumsi obat anti depresi dan penenang secara bersamaan.

Peneliti utama Dr. Juanita Westbury mengatakan obat-obatan tersebut dapat meningkatkan resiko stroke dan kematian.

"Sangat mengkhawatirkan obat-obatan semacam ini diberikan kepada orang usia lanjut yang bisa menimbulkan dampak sampingan seperti meningkatnya kasus lansia yang terjatuh," ungkapnya.

"Obat-obatan itu juga bisa memicu kebingungan dikelompok orang-orang yang memang sudah menderita demensia dalam jangka waktu lama.”

Dr. Westbury mengatakan perawat di rumah panti jompo harus berhenti mengandalkan obat-obatan untuk menangani pasien mereka.

"Ada teknik lain yang bisa digunakan untuk menangani perilaku lansia seperti gangguan sulit tidur. Misalnya dengan memberikan minuman hangat sebelum waktu tidur dan mengurangi waktu tidur siang,” jelasnya.

Perlindungan Hak Lansia di panti jompo

Organisasi penyandang Alzheimer Australia mendesak pemerintah federal untuk lebih melindungi hak para penghuni panti jompo.

Kepala Eksekutif, Glenn Rees mengatakan obat penenang dan anti depresi adalah kualitas perawatan yang tidak bisa diterima.

"Riset ini menunjukan ada lebih dari 100,000 warga lansia Australian yang beresiko mengalami sejumlah dampak samping akibat kegagalan pemerintah menyediakan perawatan non medis yang tepat,” katanya.

Riset ini menunjukan alasan utama obat penenang dan obat-obatan kejiwaan diresepkan dalam jumlah besar adalah karena dokter cenderung terlalu mengandalkan ;kemanjuran obat-obatan untuk kesehatan kejiwaan padahal mereka kurang memahami efek samping dari obat-obatan tersebut.

Dr. Westbury mengatakan sudah ada keberhasilan melalui percobaan klinik dalam upaya mengurangi penggunaan obat-obatan psikotropika di rumah jompo Australia.

Di panti jompo di selatan Australia misalnya penghuni dan staf berhasil mengurangi penggunaan benzodiazepine hingga setengahnya.

Dr. ;Westbury mengatakan sekarang waktunya untuk beralih dari mengutamakan pemberian obat-obatan dengan mulai menerapkan strategi yang berhasil dalam jangka luas.


(nwk/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads