Informasi dari Departemen Imigrasi yang diperoleh ABC di bawah Undang-undang Kebebasan Informasi menunjukkan pemalsuan besar-besaran dan tak terkendalikan terhadap sistem visa Australia.
Audit internal menunjukkkan, di tahun 2008/09, angkanya mendekati 50 persen, dan Departemen Imigrasi kesulitan mengidentifikasi dengan pasti orang-orang yang masuk ke Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jurubicara Departemen Imigrasi Sandi Logan mengatakan, angka tersebut sangat meresahkan.
Namun ia mengatakan, sejak itu sudah banyak perubahan.
Namun dilaporkan, Departement Imigrasi hampir tidak berdaya mencegah pemalsuan identitas karena rendahnya tingkat tekonologi pada paspor India.
Permintaan ABC untuk membuka informasi ini baru dipenuhi setelah hampir dua tahun.
Dokumen-dokumen yang diperoleh ABC menunjukkkan pemalsuan paspor, visa dan identitas secara besar-besaran terjadi dalam jumlah yang mengejutkan.
Untuk golongan visa General Skilled Migration, dari 23.767 permintaan visa di tahun 2008/2009, 46,9 persen di antaranya menggunakan identitas palsu .
Angka pemalsuan mencapai 51,6 persen dalam kuartal ketiga tahun 2008/09.
Untuk visa pelajar India, dokumen Departemen Imigrasi menunjukkkan 37 persen pemalsuan dari 41.636 permohonan dalam periode yang sama.
Tingginya pemalsuan itu menimbulkan pertanyaan apakah sistem sekuriti dan pemrosesan Departemen Imigrasi sekarang ini dapat menangani semakin banyaknya dan semakin kompleksnya masalah pemalsuan identitas.
Nampaknya tidak banyak yang dapat dilakukan Departemen Imigrasi, sebagaimana salah satu dokumen menyebutkan "kemungkinan untuk memberantas pemalsuan jenis ini masih teramat sulit".
Peraturan ketat
Maurene Horder dari Institusi Imigrasi Australia, organisasi payung para agen imigrasi, mengatakan, situasinya sudah membaik sejak 2009."Jelas ada masalah besar selama periode 2008, khususnya ketika banyak pelajar India datang ke Australia. Mereka datang dalam jumlah besar," katanya.
"Orang melakukan penipuan dalam semua hal, seperti pernikahan palsu dan segala macam. Ini merupakan tantangan bagi pihak berwenang Australia, baik polisi maupun pejabat imigrasi," katanya.
Ia ingin agen imigrasi di luar negeri dipaksa untuk mendaftarkan diri pada Depatemen Imigrasi, supaya mereka dapat dilarang jika mereka melakukan penipuan.
(nwk/nwk)