Rumah tahanan Pontville, Tasmania, yang dijadikan pusat detensi oleh Departemen Imigrasi Australia, saat ini menahan hampir 300 anak-anak yang tiba di Australia tanpa pendamping dewasa.
Mereka datang dari berbagai tempat seperti Afganistan, Vietnam, Iran dan Srilanka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Prof. Newman, anak-anak itu harus segera dipindahkan.
Ia mengatakan mereka yang berada di pusat detensi terancam terganggu kesehatan jiwanya. "Kami mulai melihat tanda-tanda trauma pada anak-anak [yang ditahan]," katanya kepada ABC Internasional.
"Beberapa di antaranya mulai menunjukkan kemunduran mental. Mereka mulai berlagak seperti anak-anak jauh di bawah usia mereka. Sementara yang lain mulai menunjukkan kemarahan dan perasaan frustasi," jelas Prof. Newman.
Ia mengatakan anak-anak itu sulit menerima situasi mereka. Ia menyarankan mereka dirawat oleh keluarga angkat. "Kebanyakan orang tidak ingin melihat anak-anak yang masih muda berada di suatu lingkungan di mana mereka merasa takut," katanya.
Departemen Imigrasi mengatakan akan memastikan anak-anak ini dekat dengan sanak keluarga mereka, tapi tidak bisa menjanjikan bahwa anak-anak asal Srilanka itu akan dipindahkan.
ABC berusaha menghubungi Menteri Imigrasi Tony Burke, namun belum berhasil.
Burke mengunjungi pusat detensi Pontville hari Jumat pekan lalu, dan mengumumkan ia tidak menginginkan anak-anak pencari suaka ditahan secara permanen.
Sejak kunjungannya, ia telah menyetujui pembebasan 18 anak dari Pontville. Mereka akan disebar ke seluruh Australia.
Hampir 800 anak-anak tanpa pendamping dewasa mencari suaka di Australia dan 335 dari mereka tinggal di komunitas selama klaimnya diproses.
(nwk/nwk)