Kelompok yang dikenal sebagai Tas Ghost Hunting Society diberi akses ke Franklin House.
Di hampir semua gedung kolonial kuno di Tasmania, selalu ada cerita hantu. Para anggota organisasi itu mempelajari rekaman yang panjangnya berjam-jam untuk membedakan antara fakta dan fiksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah besar itu dibangun di tahun 1838 untuk Britton Jones, seorang bekas narapidana yang menjadi pemilik losmen dan juga pembuat bir.
Dalam waktu empat tahun ia menyewakan properti kepada kepala sekolah William Keeler Hawkes untuk dijadikan sekolah untuk anak laki-laki.
Relawan National Trust, Leonie Ingram pernah mendapat pengalaman aneh ketika bekerja di sana.
"Saya melihat beberapa benda bergerak, sepertinya ada orang lain yang melakukannya. Saya melihatnya sebagai sesuatu yang aneh yang terus terjadi," kata Ingram.
Tahun ini, Tas Ghost Hunting Society secara suka rela ingin mencari tahu apa yang terjadi di Franklin House pada malam hari.
"Kami adalah organisasi nirlaba," kata Brad Hull, seorang anggota organisasi itu.
Dalam dua kunjungan ke Franklin House, para pemburu hantu ini memasang kamera infra merah untuk memonitor beberapa ruangan, termasuk ruang kelas Hawkes.
Begitu rumah itu menjadi gelap, mereka duduk di depan sebuah layar monitor dan menunggu.
Hull sendiri belum pernah melihat hantu, dan ingin melihatnya.
Bump in the night?

Di sudut sebuah ruang duduk di Franklin House, seorang investigator dengan menggunakan sensor elektromagnetik mendeteksi tingkat energi yang lebih tinggi dari normal.
"Saya sudah pernah melihat ke seluruh rumah dan ini adalah satu-satunya bagian dimana sinarnya berubah menjadi oranye," kata Ingram.
"Ini berarti ada kegiatan disini."
Saat itulah tim investigator mulai berkomunikasi dengan apa yang mereka percayai sebagai roh.
Di sebuah kamar tidur di lantai atas, mereka menanyakan beberapa kali pertanyaan: "Siapa namamu?".
"Jawabannya adalah Will," kata Hull.
Responnya pelan sekali, tapi Hull menambahkan, memang sudah diperkirakan begitu.
"Sebuah fenomena suara elektronik adalah suara dalam spektrum suara putih, yang tidak dapat kita dengar saat itu, tapi ketika kita kembali dan mereview, itu muncul di perekam digital," jelasnya.
Ingram mengatakan, tidak jelas apakah kepala sekolah Hawkes dikenal sebagai Will atau William.
Terdapat beberapa misteri lain, seperti sebuah lampu sorot yang nampaknya naik turun di tangga utama sebelum menghilang.
Investigator Simon Coleman memahami masih banyak orang yang merasa skeptis.
"Tujuan kami adalah memberikan bukti bahwa hal ini benar-benar ada," katanya.
Coleman berpendapat, rumah itu bukan angker dalam arti negatif, tapi ia yakin, ada sesuatu di sana.
Tim itu masih perlu mempelajari rekaman tersebut, namun demikian, ada beberapa hal yang mungkin tidak akan pernah dapat dijelaskan.
(nwk/nwk)