Tim peneliti dari University of South Australia sedang mencari jalan untuk mendapatkan kembali material itu dan meminta saran dari indusri pertambangan.
Sementara teknologi semakin maju, televisi lama kadang dibuang kalau sudah rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini di Australia tidak ada yang namanya daur ulang 100 persen," katanya.
Dikatakannya, para ilmuwan di universitas tersebut sedang mengembangkan apa yang mereka namakan 'urban mining'.
"Itu adalah proses mendapatkan kembali material dari sampah elektronik. Maksudnya, nilai penggunaan kembali dan daur ulang dari sampah elektronik ini," katanya.
Hilangnya material berharga
Kebanyakan sampah elektronik dikumpulkan di depot-depot daur ulang dan dikirim untuk dihancurkan dan dikapalkan ke Cina untuk diproses.Ini berarti Australia kehilangan logam berharga, misalnya satu ton HP tua bisa mengandung lebih dari 100 kilogram tembaga, tiga kilogram perak dan 200 gram emas.
Peneliti Dr Max Zanin mengatakan, ini kerugian yang besar sekali.
Proyek "urban mining" UniSA berencana akan menggerus sampah elektronik yang berharga itu menjadi bubuk.
Bubuk itu kemudian dapat diproses untuk diambil logam berharganya.
Proses yang dikenal sebagai froth flotation itu umum dilakukan dalam industri tambang.
Periset Profesor Thomas Nann mengatakan, ini akan membuka jalan bagi suatu industri daur ulang baru.
"Ini merupakan suatu tujuan jelas yang ingin kami capai, untuk memulai bisnis baru, membantu lingkungan dan secara umum membantu Australia Selatan dan Australia," katanya.
Tim UniSA berharap proyeknya akan membuka cara berpikir baru tentang daur ulang.
(nwk/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini