atau lebih dikenal dengan sebutan ATM.
Kerry Yarangga (38), staf pengajar Universitas Cendrawasih (Uncen) Papua ini berhasil menurunkan penyebaran penyakit Malaria hingga 70 persen di Kabupaten Timika. Caranya adalah dengan membagikan kemudian membantu warga memasang kelambu di kamar-kamar tidur warga di Timika.
"Sebenarnya bantuan kelambu untuk Papua maupun wilayah Indonesia lainnya itu banyak sekali. Namun tidak ada tenaga atau sumber daya manusia (SDM) yang melakukan secara intensif," papar Kerry dalam acara "Bincang-bincang dengan Tokoh Inspiratif Papua" di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (3/6/2016) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya keliling Timika untuk pasang kelambu di rumah-rumah selama 3 bulan. Kalau semprotan Malaria biasanya dilakukan 6 bulan sekali," katanya.
Menurutnya ada sekitar 31 ribu rumah dengan sebanyak 140 ribu kelambu yang telah terpasang. Setelah kelambu-kelambu terpasang, dia berhasil menurunkan dan mencegah Malaria di Timika hingga 70 persen.
"Kita bisa kontrol, menurunkan mengendalikan Malaria hingga 70 persen," kata Kerry.
Ada pengalaman menarik yang diperoleh Kerry saat memasang kelambu di rumah-rumah warga. Respon warga merasa senang, ketika ada yang membantu memasangkan kelambu. Sebab sebagian besar rumah warga sudah mempunyai kelambu namun tidak terpasang gara-gara tidak ada palu dan paku.
Kerry bertanya kepada ibu-ibu di rumah di Timika apakah kalau dibantu pasang kelambu bersedia atau tidak. Ternyata mereka bersedia dan mengaku sudah bosan menghadapi malaria. Ibu-ibu pun kemudian menunjukkan kamar mana yang mau dipasang.
"Mereka tidak bisa pasang hanya karena suami tidak ada atau karena tidak ada palu dan paku. Modal kita hanya bawa palu, paku dan tali rafia," kata Kerry yang juga alumnus S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM itu.
Dia menekan kepada rekan-rekannya untuk tidak berandai-andai terlebih dulu dalam melaksanakan tugas tersebut. Namun warga harus didatangi, diajak berbicara kemudian dibantu.
"Datangi dulu rumah-rumah, pasang kelambu. Jangan takut dimarahi karena niat kita baik. Ternyata ibu-ibu itu senang karena merasa sudah bosan hadapi malaria," kata Kerry dalam acara talkshow yang diprakarsai PT Freeport Indonesia itu.
Selain memasang ribuan kelambu, saat ini Kerry melakukan edukasi kepada anak-anak sekolah. Sebab dengan melalui anak-anak sekolah lebih berhasil dalam memberikan pemahaman mengenai penyakit malaria.
"Kita sekarang mulai dari anak-anak karena kita tahu semua orangtua di Papua tidak mau anaknya kena malaria," pungkas Kerry. (bgs/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini