"Ya, kalau mati ya mati. Kalau ada yang ngancam sih nggak ada, kalau ada yang nggak setuju buktikan saja, kalau perlu sampai pengadilan," ujar Manila saat ditanya apakah ada intimadasi dari pihak-pihak tertentu yang gerah dengan aksinya.
Hal tersebut dijawab Manila usai diskusi bertajuk 'Save Our Soccer' di LBH Jakarta, Jl Borobudur, Jakarta Pusat, Minggu (16/1/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap, olahraga di Tanah Air bisa bangkit setelah adanya reformasi di kepengurusan PSSI. "Saya dari dulu bicara ini, tapi nggak didengar. Sekarang mumpung ada momen, saya harap semua mau dengar," imbuhnya.
Di tengah kesibukannya dalam dunia sepakbola, pria berumur 69 tahun ini mengaku masih gemar menjaga kebugaran. Ada istilah unik yang menggambarkan aktivitas olahraganya yakni,'Perjaka Senja'.
"Saya salah satu Perjaka Senja. Persatuan jalan kaki Senayan-Jakarta. Olahraga saya jalan. 3 hari tiap minggu nggak kurang dari 15 menit," ceritanya.
Saking cintanya dengan sepakbola, Manila tak pernah melewatkan satu pun tayangan pertandingan di televisi. Mulai dari Liga Inggris hingga Liga Jerman selalu disaksikannya.
"Saya juga pecinta Manchester United, saya pecinta klub itu menang atau kalah," tegasnya.
Saat ditanya soal penampilannya yang selalu tampil pelontos, Manila mengaku merasa nyaman dengan hal itu. Sejak tahun 2010, dia memutuskan untuk tampil botak meski harus mencukurnya tiap hari.
"Saya akan pelontos terus, selama masih bisa beli silet," seloroh lulusan Akmil tahun 1962 ini.
(mad/nrl)