Jawa Barat bukan wilayah asing bagi perwira tinggi Polri yang akrab dipanggil Iwan Bule ini. Dia pernah menjadi Kapolda Jabar pada Desember 2013 hingga Juni 2015.
Nama Iriawan mulai dikenal luas ketika menjabat Dirkrimum Polda Metro Jaya pada 2008. Saat itu, dia pernah mengungkap kasus besar, di antaranya kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, yang melibatkan Antasari Azhar, yang ketika itu menjabat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama berkarier di Polda Metro Jaya sebagai Dirkrimum, Iwan Bule juga sempat membongkar praktik prostitusi di sejumlah panti pijat dalam 'Operasi Bunga'.
Kariernya melejit setelah bintang satu turun di pundaknya. Jabatan pertama setelah mendapat pangkat brigadir jenderal, Iwan Bule didapuk sebagai Direktur Binmas Baharkam Polri pada 2010.
Dua tahun berselang, Iwan Bule mendapatkan promosi sebagai Kapolda NTB. Setelah menjabat Kapolda NTB inilah Iwan Bule dipromosikan menjabat Kapolda di polda tipe A, yakni Polda Jawa Barat.
Pada 2015, Iwan Bule diangkat sebagai Kepala Divisi Hukum Polri. Setahun kemudian, ia dimutasi sebagai Kepala Divisi Propam Polri.
Pada September 2016, Iwan Bule diangkat jadi Kapolda Metro Jaya. Saat itu, pengamanan rangkaian 'Aksi Bela Islam' yang dikenal dengan aksi 411, 212, 313, jadi fokus kepolisian.
Setelah sekitar setahun menjadi Kapolda Metro, Iriawan dimutasi ke posisi Asisten Operasi Kapolri hingga sekarang. Selama jabatan ini, dia ikut turun dalam evakuasi warga di Papua yang disandera kelompok kriminal bersenjata pada November 2017. (idh/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini