"Dari survei yang ada ini, sudah terlihat jalur independen lebih disukai masyarakat. Karena parpol tidak kelihatan bekerja," ujar Direktur Lingkar Madani ini di Hotel Akmani, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2016).
Namun ternyata ada tren lain. Ada kenaikan respons publik yang juga setuju apabila Ahok maju melalui partai politik. Hal ini tercatat dari survei Cyrus Network pada 28 April-2 Mei 2016 dengan jumlah 1.000 responden.
Hasil Survei Cyrus Network |
Respon publik yang setuju Ahok untuk maju lewat parpol jadi sebanyak 35 persen. Berarti jumlah ini naik sebanyak 10 persen dibandingkan pada survei sebelumnya di Oktober 2015. Kemudian, jika seandainya maju lewat parpol, publik menyarankan Ahok maju melalui PDIP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari responden yang sudah memberikan KTP tersebut, setengahnya adalah pemilih PDIP. Pemilih PDIP ini, berdasarkan survei tersebut menjadi kontributor paling besar dalam pengumpulan KTP bagi teman Ahok.
Jika menggunakan asumsi distribusi normal, maka idealnya penyetor KTP untuk Teman Ahok yang berasal dari PDIP berkisar 20-25 persen. Ray Rangkuti melihat hal ini sebagai gejala migrasinya pemilih PDIP. Kondisi ini membuat PDIP menjadi bingung dan ragu.
"Pemilih PDIP di DKI Jakarta sudah meninggalkan dengan mendukung Ahok yang maju secara independen. 25 persen yang menyerahkan KTP ke Ahok, itu orang PDIP," ujarnya.
"Ini warning bagi PDIP, potensi ditinggalkan pemilihnya sangat tinggi. Maka partai jadi bingung dan ragu-ragu," tambah Ray Rangkuti.
(jor/jor)












































Hasil Survei Cyrus Network