Ini Penjelasan Polwan Mengapa Lepaskan Siswi SMA yang Mengaku Anak Jenderal

Ini Penjelasan Polwan Mengapa Lepaskan Siswi SMA yang Mengaku Anak Jenderal

Jefris Santama, - detikNews
Kamis, 07 Apr 2016 16:22 WIB
Ini Penjelasan Polwan Mengapa Lepaskan Siswi SMA yang Mengaku Anak Jenderal
Foto: Jefris Santama/ Siswi SMA yang mengaku anak jenderal
Medan - Ipda Perida, Polwan yang bertugas di Polresta Medan, Sumut mungkin tak menyangka soal kasus siswi SMS mengaku jenderal menjadi ramai. Di media sosial, banyak yang membahas soal ulah pelajar yang diketahui bernama Sonya itu.

Diketahui pada Rabu (7/4) sore, Polresta Medan memang melakukan penertiban. Dan ada mobil yang ditumpangi siswi SMA diberhentikan. Tidak lama siswi bernama Sonya itu itu ngotot dan marah. Bahkan mengaku sebagai anak jenderal. Disebutlah nama Irjen Arman Depari yang juga Deputi Penindakan BNN. Arman sudah membantah soal ini, dengan menyebut anak dia pria.

Baca juga: Siswi di Medan Mengaku Anaknya Saat Ditilang, Brigjen Arman: Anak Saya Laki-laki

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ipda Perida yang saat itu memberhentikan kendaraan, melayani dengan sabar ucapan-ucapan siswi SMA itu. Tak berapa lama, akhirnya Sonya dkk diminta naik ke mobil dan pergi.

Lalu mengapa Ipda Perida melepaskan begitu saja Sonya dan tak menilangnya?

"Alasan nggak ditilang itu karena pada saat itu saya melihat lingkungan sekitar terjadi timbul kemacetan, kemudian anak itu emosi maka saya putuskan untuk menyuruh anak itu pulang ke rumah," kata Perida, Kamis (7/4/2016).

Sebelumnya, wanita yang menjabat sebagai Panit Patwal Satlantas Polresta Medan ini ingin memberi efek jera terhadap para pelajar itu karena dinilai membahayakan diri mereka sendiri saat berkendara dengan membuka pintu belakang mobil.

"Ya saya mau bawa mereka ke kantor polisi. Tapi mereka emosi dan situasi jalan menjadi macet. Saat itu juga, bahkan seorang siswi mengaku anak jenderal," kata Perida.

Mendengarkan ucapan itu,Β  lulusan Akpol 2013 ini mengaku tenang dan berusaha tidak menanggapi pernyataan siswi itu.

"Saya kan hanya melaksanakan tugas, kalau saya emosi berarti saya sama saja dengan mereka (pelajar). Saya berusaha menetapkan diri saya sebagai polisi," tutup Perida.


(dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads