Dukung Pemerintah Hadapi MEA, Mahasiswa RI di Korea Gelar Konferensi

Laporan dari Seoul

Dukung Pemerintah Hadapi MEA, Mahasiswa RI di Korea Gelar Konferensi

M Aji Surya - detikNews
Jumat, 18 Mar 2016 18:53 WIB
Foto: M Aji Surya/detikcom
Seoul - Tantangan bangsa Indonesia terhadap MEA begitu nyata. Itulah salah Satu alasan mengapa Persatuan Pelajar Indonesia di Korea Selatan (PERPIKA) mengadakan The Conference of Indonesian Students Association in South Korea (CISAK) bulan September 2016.

Walau jauh dari Tanah Air, kesadaran akan jiwa nasionalisme menggugah sekitar 1200 orang pelajar Indonesia di Korea untuk aktif dalam melakukan kontribusi bagi Indonesia. CISAK 2016 merupakan sebuah bentuk berkontribusi pelajar Indonesia di Korea untuk bangsa dalam meningkatkan kesadaran para akademisi Indonesia akan pentingnya menyampaikan hasil risetnya kepada pihak lain. Diharapkan, para akademisi Indonesia dapat berkolaborasi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Tahun ini, CISAK akan diselenggarakan di Kota Daejeon, sebuah kota di Korea yang mendapat julukan City of Scientific Technologies. CISAK 2016 mengusung tema "Encouraging Knowledge Collaboration for National Resilience towards ASEAN Economic Community".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada dua alasan utama dibalik pemilihan tema tersebut. Pertama, kami ingin membawa semangat kepada para akademisi Indonesia untuk saling berbagi dan bertukar informasi dan pengetahuannya baik bagi yang berada dalam bidang yang sama, maupun yang berbeda. Kedua, kami ingin ikut mendukung pemerintah Indonesia yang saat ini turut serta dalam kelompok Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)," jelas Erza Aminanto, Ketua Panitia CISAK 2016.

Menurut Erza, yang juga mahasiswa S3 jurusan Computer Science di salah satu universitas terbaik di Korea Selatan, KAIST (Korea Institute of Science & Technology), keikutsertaan Indonesia dalam MEA ini menimbulkan tantangan yang nyata bagi ketahanan nasional bangsa kita. Salah satunya adalah permasalahan daya saing masyarakat Indonesia terhadap warga negara asing dari negara MEA lain yang bebas berkarya di dalam negeri Indonesia.

"Oleh karena itu, melalui CISAK 2016, kami ingin membantu para akademisi Indonesia lainnya untuk terus berkarya demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia di sekitarnya," katanya.

Kegiatan konferensi yang didukung oleh KBRI Seoul ini memiliki harapan akan adanya kolaborasi dari berbagai macam bidang keilmuan sehingga dapat membantu program pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ketahanan nasional dalam rangka keikutsertaan Indonesia dalam MEA yang dimulai pada tahun 2016 ini. (trw/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads