Walau jauh dari Tanah Air, kesadaran akan jiwa nasionalisme menggugah sekitar 1200 orang pelajar Indonesia di Korea untuk aktif dalam melakukan kontribusi bagi Indonesia. CISAK 2016 merupakan sebuah bentuk berkontribusi pelajar Indonesia di Korea untuk bangsa dalam meningkatkan kesadaran para akademisi Indonesia akan pentingnya menyampaikan hasil risetnya kepada pihak lain. Diharapkan, para akademisi Indonesia dapat berkolaborasi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Tahun ini, CISAK akan diselenggarakan di Kota Daejeon, sebuah kota di Korea yang mendapat julukan City of Scientific Technologies. CISAK 2016 mengusung tema "Encouraging Knowledge Collaboration for National Resilience towards ASEAN Economic Community".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Erza, yang juga mahasiswa S3 jurusan Computer Science di salah satu universitas terbaik di Korea Selatan, KAIST (Korea Institute of Science & Technology), keikutsertaan Indonesia dalam MEA ini menimbulkan tantangan yang nyata bagi ketahanan nasional bangsa kita. Salah satunya adalah permasalahan daya saing masyarakat Indonesia terhadap warga negara asing dari negara MEA lain yang bebas berkarya di dalam negeri Indonesia.
"Oleh karena itu, melalui CISAK 2016, kami ingin membantu para akademisi Indonesia lainnya untuk terus berkarya demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia di sekitarnya," katanya.
Kegiatan konferensi yang didukung oleh KBRI Seoul ini memiliki harapan akan adanya kolaborasi dari berbagai macam bidang keilmuan sehingga dapat membantu program pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ketahanan nasional dalam rangka keikutsertaan Indonesia dalam MEA yang dimulai pada tahun 2016 ini. (trw/trw)