Arab Saudi Ingatkan Kemungkinan Aktivitas Jahat Iran Usai Sanksi Dicabut

Arab Saudi Ingatkan Kemungkinan Aktivitas Jahat Iran Usai Sanksi Dicabut

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 20 Jan 2016 13:21 WIB
Ilustrasi (detikcom/Andhika Akbarayansyah)
Riyadh - Pencabutan sanksi internasional terhadap Iran memicu kekhawatiran bagi Arab Saudi. Otoritas Saudi memperingatkan Iran bisa saja menggunakan dana ekstra untuk membiayai aktivitas jahat mereka, usai sanksi dicabut.

Dalam wawancara eksklusif dengan Reuters, Rabu (20/1/2016), Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir ditanya apakah otoritas Saudi membahas isu bom nuklir dalam forum umum. Dia hanya menyatakan Saudi akan melakukan apapun untuk melindungi rakyatnya.

"Saya pikir tidak logis untuk mengharapkan kami membahas isu semacam ini di depan publik dan saya pikir tidak beralasan untuk mengharapkan saya menjawab pertanyaan ini," ucap Jubeir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komentar ini merupakan komentar pertama yang disampaikan Saudi terhadap pencabutan sanksi Iran, yang juga dikenal sebagai musuh Saudi. Meskipun sebelumnya Saudi mengaku pihaknya menyambut baik kesepakatan nuklir Iran yang dicapai pada Juli 2015.

Namun secara pribadi, para pejabat Saudi menyuarakan kekhawatiran bahwa kesepakatan nuklir itu akan memungkinkan Iran untuk semakin mendukung militan dan kelompok semacamnya, dengan adanya dana tambahan yang kini bisa diakses Iran setelah sanksi dicabut.

"Tergantung ke mana dana ini dialirkan. Jika dialirkan untuk mendukung aktivitas jahat rezim Iran, ini akan menjadi hal yang negatif dan akan menimbulkan kemunduran. Jika dialirkan untuk meningkatkan standar kehidupan rakyat Iran, maka ini akan menjadi hal yang akan disambut baik," sebut Jubeir.

Beberapa tahun terakhir, otoritas Saudi mengungkapkan kekhawatiran jika sekutu paling kuat mereka, Amerika Serikat, menjauhkan diri dari Timur Tengah. Jubeir sendiri menyatakan tidak percaya AS menarik diri dari kawasan tersebut, namun menekankan bahwa AS dilihat oleh dunia sebagai satu-satunya negara adidaya yang mampu menciptakan stabilitas.

"Jika terjadi penolakan Amerika atau terjadi penarikan diri Amerika, kekhawatiran yang dimiliki semua orang ialah hal itu akan meninggalkan kekosongan dan ketika terjadi kekosongan atau kevakuman kekuasaan, kejahatan akan muncul," ujarnya.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads