Dinas Kesehatan Papua: Gejala Sebelum Meninggal Demam dan Kejang-kejang

Misteri Kematian 32 Anak di Papua

Dinas Kesehatan Papua: Gejala Sebelum Meninggal Demam dan Kejang-kejang

Wilpret Siagian - detikNews
Sabtu, 28 Nov 2015 04:06 WIB
Foto: Google Map
Jayapura - Dinas Kesehatan Papua menyebut jumlah anak yang meninggal secara misterius di Kabupaten Nduga sebanyak 32 orang. Sebelum meninggal, anak-anak tersebut mengalami demam dan kejang-kejang.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai menyebutkan anak-anak yang meninggal itu rata-rata berumur di bawah dua tahun. Namun, Dinas Kesehatan sampai saat ini belum mengetahui penyebab meninggalnya puluhan anak secara misterius itu. Β 

"Gejala anak-anak sebelum meninggal adalah demam, menggigil dan kejang-kejang. Lokasi kejadian di Distrik Mbua, tepatnya di Kampung Doigimo, Opmo, Barapngin, dan Labirik," kata Aloysius Giyai saat ditemui di Kantor Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) di Kota Jayapura, Jumat(27/11/2015)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya baru mengirimkan tim crisis center yang berjumlah enam orang ke Kabupaten Nduga pada Jumat (27/11). Tim itu menempuh elalui jalur Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan jalan darat ke Kabupaten Nduga, guna melakukan investigasi dan tindakan-tindakan darurat lainnya.

"Semoga dalam dua hari ke depan akan segera didapatkan tindak lanjut kerja yang akan dilakukan Dinas Kesehatan dan lembaga terkait penyelesaian masalah di Distrik Mbua ini," katanya.

Kepala Distrik Mbuwa Erias Gwijangge mengatakan kematian balita ini terjadi setelah kemarau berkepanjangan dan hujan baru turun di daerah itu. "Waktu beberapa kali turun hujan, hewan ternak di kampung-kampung mendadak mati. Babi dan ayam mendadak mati tanpa diketahui penyebabnya," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Nduga, Mesak Kogoya mengatakan, para balita ini meninggal misterius di Kabupaten Nduga, sepanjang November 2015 ini. Kasus ini terjadi di dua distrik, yaitu Distrik Mbuwa dan Distrik Bumulyama. Di Mbuwa ada Puskesmas dan dokter, sementara di Bumulyama hanya ada puskesmas pembantu. Β 

"Kami terpaksa tak bisa keliling ke kampung-kampung, tempat lokasi anak-anak meninggal ini, sebab kami kekurangan tenaga medis. Sehingga kami terpaksa hanya menunggu pasien di distrik. Karena saat petugas berada di kampung yang satu, di kampung lainnya terjadi kematian," ucapnya.

(jor/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads