Kapolda Sulselbar Harus Segera Ungkap Penusukan Anggota TNI AD di Gowa

Kapolda Sulselbar Harus Segera Ungkap Penusukan Anggota TNI AD di Gowa

Aditya Fajar Indrawan - detikNews
Minggu, 12 Jul 2015 23:31 WIB
Kapolda Sulselbar Harus Segera Ungkap Penusukan Anggota TNI AD di Gowa
Foto: Thinkstock/Fodor90
Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo menyerahkan sepenuhnya ke polisi untuk pengusutan kasus Anggota TNI AD Pratu Aspin Mallobasang yang tewas ditusuk orang tak dikenal (OTK) di Gowa, Sulawesi Selatan dini hari tadi. Itu merupakan tantangan kepada Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Irjen Pol Anton Setiadji dan jajarannya untuk segera mengungkap kasus tersebut dan menuntaskannya.

"Kalau Pak Gatot sudah menyerahkan sepenuhnya ke kepolisian berarti beliau yakin pelakunya akan segera terungkap. Merupakan tantangan buat Pak Anton dan jajarannya untuk menjawab kepercayaan yang diberikan Pak Gatot tersebut," ujar pengamat kepolisian dan militer Aqua Dwipayana saat diminta tanggapannya pada Minggu (12/7/2015) tentang hal tersebut.

Meskipun KSAD telah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada kepolisian, lanjut pakar komunikasi ini, namun jajaran Kodam VII/Wirabuana perlu juga membantunya. Sehingga pelakunya dapat segera diungkap dan seluruh kasusnya dituntaskan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diberitakan anggota TNI AD Pratu Aspin Mallobasang tewas ditusuk orang tak dikenal (OTK) di Gowa, Sulawesi Selatan dini hari tadi. Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyerahkan pengusutan kasus ini sepenuhnya ke kepolisian. Β 

"Pembunuhan yang tidak ada saksi saja polisi bisa mengungkap, apalagi ini di depan umum," ungkap Jenderal Gatot dalam keterangan tertulis yang dikirimkan oleh Dispenad, Minggu (12/7/2015).

Jenderal Gatot yakin polisi sangat profesional untuk mengungkap kejadian yang mengakibatkan prajurit TNI AD tersebut meninggal dunia. Selain menewaskan Pratu Aspin, kelompok orang tak dikenal tersebut juga melukai Pratu Fatku Rahman.

Dalam keterangannya itu, Dispenad menjelaskan kronologi peristiwa penusukan yang terjadi di areal parkir lapangan Syekh Yusuf Jl Masjid Raya Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan itu. Penusukan terjadi pada Minggu pukul 01.30 WITA dini hari.

Saat itu Pratu Aspin Mallobasang yang merupakan anggota Yonif 433 Kostrad bersama Pratu Fatku Rahman, anggota Brigif L-3/K, sedang menonton festival bedug. Di area parkir, mereka didatangi oleh sekelompok orang yang berjumlah sekitar 20 orang, dan tanpa basa basi mereka melakukan pengeroyokan terhadap korban.

Menurut saksi mata yang berada di sekitar kejadian, salah satu pelaku yang berambut pendek, berkopiah hitam dan berbadan tegap melakukan penusukan terhadap dua orang anggota TNI AD tersebut yang mengakibatkan Pratu Fatku Rahman mengalami luka tusuk.

Satu orang anggota TNI AD atas nama Pratu Aspin menderita luka tusuk namun jiwanya tidak tertolong akhirnya meninggal dunia. Usai melakukan penusukan pelaku melarikan diri dengan mengendarai motor Scorpio berwarna silver variasi hitam, nopol belum diketahui.

Sebelumnya 2 orang onggota TNI AD tersebut sedang melaksanakan cuti Lebaran gelombang pertama dengan tujuan di Daerah Gowa, karena yang bersangkutan asli daerah tersebut. Gelombang cuti di lingkungan TNI Angkatan Darat untuk personil Satpur dibagi menjadi 3 gelombang.

Terkait kasus ini, Kapolda Sulselbar Irjen Pol Anton Setiadji melakukan pertemuan dengan Pangdam VII/Wirabuana Mayjen Bachtiar di markas Brigif 3 Linud Kariango, di Kabupaten Maros. Wakil Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat Brigjen Ike Edwin kemudian ditunjuk memimpin pengungkapan kasus ini.

"Wakapolda ditunjuk memimpin pengungkapan perkara penyerangan ini, saat ini Wakapolda sedang rapat di Mapolda terkait kasus ini," ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Frans Barung pada detikcom, Minggu (12/7/2015).

Aqua menambahkan, untuk mengungkap segera seluruh pelakunya maka jajaran Polda Sulselbar harus selalu koordinasi dengan Kodam VII/Wirabuana dan Brigif Linud 3/Tribudi Sakti Kostrad Kariango Maros. Sekecil apa pun informasi yang diperoleh di lapangan agar didiskusikan bersama.

Penunjukkan Wakapolda Sulselbar Brigjen Ike Edwin untuk memimipin pengungkapan kasus tersebut sangat tepat. Pengalaman Ike selama ini yang sangat banyak di bidang reserse akan sangat membantu tugas-tugasnya tersebut. Itu juga sekaligus menunjukkan keseriusan Polda Sulselbar menangani kasus itu.

"Karena Pak Ike sudah ditunjuk memimpin pengungkapan kasus tersebut maka jajaran Polri dan TNI AD Sulselbar agar selalu koordinasi dengan beliau. Jangan ada yang bertindak sendiri-sendiri untuk mencari pelaku penyerangan tersebut," ujar mantan wartawan harian Bisnis Indonesia dan Jawa Pos ini.

Aqua menyarankan kepada Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Mulyono agar mengingatkan seluruh anggotanya yang bertugas di Brigif Linud 3/Tribudi Sakti Kostrad Kariango Maros untuk menahan diri. Jangan ada yang bertindak sendiri-sendiri untuk mencari para pelaku penyerangan.

Kandidat doktor Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran tersebut sengaja mengingatkan hal tersebut sebagai langkah antisipasi. Dikhawatirkan teman-teman korban dendam pada pelaku penyerangan sehingga dengan caranya sendiri mencari para penyerangnya.

Jika itu sampai terjadi, lanjut Aqua, akan menimbulkan masalah baru. Kalau salah penanganan malah bisa jadi bumerang buat TNI AD.

"Masyarakat pasti sangat mengatensi kasus ini. Sehingga Polda Sulselbar yang telah mendapat amanah dari Pak Gatot untuk menuntaskannya agar dapat segera menunjukkan prestasinya dengan mengungkap kasus tersebut," ungkap Aqua yang sangat menyesalkan kejadian itu.

Mantan anggota Tim Pakar Seleksi Menteri detikcom ini melanjutkan agar Polda Sulselbar bersikap transparan dalam mengungkapkan kasus ini. Jangan ada data atau informasi yang disembunyikan.

Perkembangan pengungkapan kasusnya, tambah Aqua agar diinformasikan ke masyarakat lewat media. Sehingga masyarakat yang dari awal mengetahui kasusnya tahu dan dapat menilai keseriusan Polda Sulselbar menuntaskan kasus tersebut.

"Transparansi pengungkapan kasus tersebut sangat penting karena terkait erat dengan kinerja dan citra Polda Sulselbar. Pak Gatot dan jajarannya di TNI AD serta masyarakat pasti mengapresiasi jika kasusnya dapat segera diungkap dan perkembangannya diinformasikan secara terbuka ke masyarakat lewat media," pungkas Aqua. (rvk/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads