Tak jauh dari pelabuhan tepatnya di bagian bukit di wilayah Wae Sambi, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, terdapat sebuah gua yang bernama Gua Batu Cermin. Gua bersejarah yang kini jadi salah satu objek wisata alam itu dahulu kala terendam air laut.
Hal itu terbukti dari dinding gua yang berupa karang yang biasanya berada di dasar laut. Batu-batu di gua tersebut merupakan jenis batu gamping atau batu kapur yang memang biasanya dari kedalaman laut.
Tak hanya itu, di kedalaman gua sendiri terdapat fosil koral yang menempel di dinding. Selain itu terlihat pula di langit-langit gua yaitu cembungan yang mirip dengan kura-kura dan pemandu di sana menyebutnya sebagai fosil kura-kura.
Salah seorang tim ahli geologi dari ekspedisi NKRI 2015, Rahmat βSetijadi yang juga pengajar di Universitas Soedirman dengan ditemukannya fosil koral di dalam gua berarti dulunya daerah itu adalah laut. Rahmat menyebut ada 2 hal yang membuat daerah itu kini menjadi daratan, yang pertama yaitu akibat dari pergeseran lempeng bumi melalui aktivitas tektonik.
"Yang kedua yaitu drop sea level. Jadi yang tadinya karang itu di laut kemudian airnya surut dan muncul menjadi gua sekarang ini. Untuk kapan terbentuknya perlu pengkajian lagi. Di tim sendiri ada ahli oseanografi yang mungkin bisa menjelaskan," kata Rahmat saat berbincang di lokasi gua di Desa Batu Cermin, Manggari Barat, Flores, Rabu (3/6/2015).
Ketika detikcom mengamati fosil kura-kura yang menempel itu, memang terlihat posisi kepala dan tempurung yang kemudian menyatu dengan langit-langit gua. Seolah-olah fosil itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gua.
Bagian dalam gua sendiri telah membentuk laiknya gua seperti stalagtit dan stalagmit yang indah. Di salah satu sudut gua bahkan terdapat bentuk yang menyerupai seorang wanita.
"Bisa dilihat di atas itu tonjolannya seperti perempuan. Ada yang menyebut seperti Dewi Kwan Im atau Bunda Maria. Tapi ini bukan mistis lho, ini semuanya alamiah saja," kata seorang pemandu bernama Flori di lokasi yang sama.
Memang saat diperhatikan tonjolan di dinding gua di ketinggian itu terlihat seperti seorang wanita yang tengah berdiri. Ukurannya sendiri sebenarnya tak terlalu besar tetapi sangat mencolok apabila disorot cahaya dari senter.
Warna tonjolan itu pun berbeda dengan sekitarnya sehingga sangat kontras apabila diabadikan melalui foto. Tentunya hal tersebut menjadi salah satu daya tarik untuk lebih mendalami mengenai Gua Batu Cermin itu sendiri.
Penjelajahan di Gua Batu Cermin merupakan agenda selingan dari tim ekspedisi NKRI 2015. Namun apabila terdapat beberapa temuan menarik tentunya tim akan menindaklanjuti temuan-temuan tersebut.
(gah/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini