"Kinerja Peter Yan selama bergabung di Express Group cukup baik dan dikenal ramah oleh rekan-rekannya," kata Andi Hermawan Senior Manager Customer Service & Communications Express Group, kepada detikcom, Senin (25/5/2015).
Lebih lanjut, Andi melihat pengalaman yang dimiliki oleh Peter cukup impresif. Pihaknya senang memiliki pengemudi yang pernah makan asam garam di dunia transportasi tersebut.
"Kami melihat pengalaman yang dimiliki oleh Pak Peter Yan cukup impresif. Kami senang Pak Peter Yan bergabung dengan Eagle Taksi dari Express Group," imbuhnya.
Sudah 6 bulan lamanya, Peter Yan Dipl-Ing menjalani profesi sebagai sopir taksi. Profesi tersebut dilakoninya tak hanya untuk mencari uang, namun juga demi penelitian kemacetan Jakarta.
Pria kelahiran Kupang Timur, 22 September 1957 ini adalah lulusan Jerman bidang teknik sipil. 13 Tahun lamanya ia tinggal di Jerman mendalami ilmu tersebut. Ia telah mempraktikkan ilmunya ke dalam dunia industri maupun pendidikan. Berbagai desain tata kota pernah ia buat. Dan terakhir, ia mengajar sebagai dosen tamu di Universitas Tarumanegara Program S2 Teknik Sipil.
"Saya ingin tahu secara langsung kemacetan di Jakarta di mana saja, kapan dan kenapa. Kalau kita sudah mengenali, kita baru menguasai. Jadi sebelum bicara kemacetan, saya harus tahu persis permasalahannya," urai Peter.
Peter menjelaskan, dengan menjadi sopir taksi, ia mengetahui secara detil di mana saja titik kemacetan di Jakarta. Bahkan menurutnya ada 700 lebih simpul lalu lintas yang salah di Jakarta sehingga menyebabkan kemacetan semakin tak terhindarkan.
Peter kerap membawa laptop di dalam taksinya untuk menyimpan data-data kemacetan yang ia ketahui. Selain itu menurutnya, dengan menjadi sopir taksi, ia tahu apa yang dipikirkan oleh masyarakat tentang kemacetan di Jakarta.
(Nur Khafifah/Rachmadin Ismail)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini