Ayo! Saatnya Lebih Teliti dalam Membeli Beras

Ayo! Saatnya Lebih Teliti dalam Membeli Beras

Moksa Hutasoit - detikNews
Kamis, 21 Mei 2015 23:21 WIB
Jakarta - Masyarakat harus mewaspadai beras yang dioplos dengan beras tiruan dari plastik, yang kini sedang beredar di pasaran. Kini saatnya masyarakat lebih teliti dan kritis dalam membeli beras agar tidak salah.

Mau tidak mau, masyarakat kini memang dituntut lebih berhati-hati membeli beras. Panduan serta imbauan dari para pakar atau sosialiasi perbedaan bulir beras asli dan oplosan, harus disimak betul.‎
 
"Menurut para pakar, sebelum membeli beras, pegang dulu berasnya, apakah agak kasar atau licin. Kalau licin, dapat dipastikan beras tersebut adalah beras sintetis,” kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar memberi saran seperti dalam keterangannya, Kamis (21/5/2015).

Pria yang akrab disapa Cak Imin ini mengingatkan untuk memperhatikan fisik beras yang akan dibelinya. Apakah beras itu putihnya bening atau sedikit berkeruh. Karena, beras yang berwarna putih keruh merupakan beras asli yang berasal dari gabah.

"Perhatikan juga tumpukan beras itu, kalau semuanya utuh tanpa ada patah-patah, maka itu beras palsu atau sudah diproses sesuai dengan yang dikatakan pakar," katanya.

‎Dia meminta polisi untuk bisa bereaksi cepat menguak siapa pemain di belakang kasus ini. Terlebih lagi beras masih menjadi makanan pokok warga Indonesia.
 
"Perbuatan para pemasok dan penjual beras sintetis sangat menyinggung rasa kemanusiaan. Mereka mencari keuntungan dari kesengsaraan dan penderitaan orang lain. Pihak kepolisian harus segera menindak dan menjerat pemasok dan penjual beras sintetis itu dengan hukuman yang seberat-beratnya," pinta Imin.
 
Masyarakat kini memang harus mewaspadai beras yang dioplos dengan beras tiruan yang dibuat dari plastik. Imbas makan bulir beras sintetis ini bisa mengakibatkan dampak kesehatan jangka panjang.

Mulai dari sakit perut hingga mual karena bulir beras plastik‎ tidak mungkin bisa dicerna. Malah yang terparah, Kepala Bagian Pengujian Laboratorium Sucofindo, Adisam ZN menyebut jangka lama efeknya adalah penyakit kanker.

Adisam sebelumnya menduga beras plastik ini memang sengaja dibuat dan diolah menyerupai beras asli. Lantas dalam prosesnya, beras tiruan ini dicampur dengan beras asli.

Cara sederhana membedakan beras bulir asli dan beras bulir plastik bisa dengan cara mengambil dulu sebagian beras dan coba untuk dimasak.

Isu beras sintetis ini pertama kali dilaporkan oleh Dewi, warga Bekasi yang menjual penjual nasi uduk dan bubur ayam. Ketika memasak beras, Dewi melihat ada keanehan-keanehan. Bahkan ada yang mengeluh sakit perut dan mual.

(Moksa Hutasoit/Prins David Saut)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads