Terbaru, nama-nama cagub pesaing Ahok salah satunya disebut dalam hasil survei Cyrus Network. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil hingga Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diprediksi menjadi saingan berat Ahok.
Menanggapi hal itu, Ahok sangat terbuka dan tidak pernah menganggap remeh siapa pun calon yang bakal maju di Pilkada 2017 mendatang. Ia justru mendorong kepala daerah hingga anggota DPRD DKI Jakarta untuk ikut bertarung di Pilkada 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 4 komentar Ahok:
1. Ahok: Saya Enggak Bisa Anggap Remeh Orang
|
Apakah Ahok juga menilai Kang Emil pantas duduk di DKI-1?
"Saya enggak tahu. Kita enggak bisa menganggap remeh orang. Kita mesti lihat hasil Bandung-nya seperti apa. Dulu juga orang bilang mana bisa Ahok Bupati Belitung Timur mimpin Jakarta. Jokowi lagi, dari Solo. Buktinya (Jokowi) jadi Presiden," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (7/5/2015).
Ahok berpesan agar Kang Emil terus mempertahankan kreativitas dalam membangun taman. Kemudian bisa merealisasikan wacana yang telah dibangunnya.
"Makanya liat saja hasil di Bandung seperti apa, ini kan sudah zaman teknologi, ya kita enggak cuma bisa pencitraan," terang dia.
"Dulu Kang Emil salah satu TPAK (Tim Penasehat Arsitektur Kota) era Fauzi Bowo, yang mutusin desain (atau) apa, dia arsitek kan bagus tuh. Nah, kalau bagus, buktikan. Di Jakarta orang lihat rekam jejak," tutup Ahok.
2. Ahok: Kalau Ada yang Lebih Baik dari Saya, Bagus Dong!
|
"Enggak apa-apa. Saya kan selalu bilang kalau ada yang lebih baik dari saya, berarti bagus dong saya enggak usah jadi gubernur. Ngapain capek-capek sampai sore jam segini jam segitu. Kalau ada gubernur yang lebih baik dan lebih jujur dari saya ya jangan pilih saya," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (7/5/2015).
"Artinya, semakin banyak orang bagus ikut mau jadi gubernur di DKI berarti orang Jakarta pilihannya tambah banyak. Yang untung siapa, orang Jakarta," imbuh dia.
Ahok memandang hal itu dengan positif sebab di masa kampanye Pilgub 2012 lalu, dirinya bersama Jokowi sempat dipandang sebelah mata. Namun saat keduanya berhasil keluar sebagai pemenang, mereka bertekad ingin menginspirasi kepala daerah lainnya untuk mengikuti jejak Jokowi-Ahok.
"Justru Pak Jokowi dan saya targetnya berhasil. Itu yang selalu kita katakan berdua, kita ingin seluruh kepala daerah di daerah bisa maju ke Jakarta. Itu konsep kita dari awal. Jadi kita punya stigma bahwa orang kayak kita yang pas baru masuk dibilang 'Apa ini dari Solo mau jadi gubernur? Bupati Belitung Timur lagi mana bisa kerja di Jakarta?' kan digituin sama orang kan," urai Ahok.
"Kalau kamu punya rekam jejak yang baik, ada kemungkinan kamu bisa jadi gubernur DKI," tambah dia.
3. Ahok: 1 Juta Dukungan Nggak Susah
|
Aturan ini diatur dalam UU No. 8 Tahun 2015β tentang pemilihan Gubernur, Bupati, Wali Kota. Syarat 7,5 persen dukungan untuk calon independen ini meningkat 2 kali lipat.
Berdasarkan data BPS DKI, penduduk Jakarta di siang hari yakni 10.075 juta jiwa. Jika ingin maju sebagai calon independen di pemilihan gubernur selanjutnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) harus mengumpulkan dukungan dari warga sebanyak 750 ribu KTP.
Angka ini dinilai Ahok tak besar. Mantan Bupati Belitung Timur ini yakin jika harus menempuh jalur independen, ia bisa saja mengumpulkan dukungan warga yakni dengan mengumpulkan KTP melebihi jumlah tersebut.
"Kalau mau nyalon gubernur independen, kalau warga DKI Jakarta, mau 1 juta (dukungan KTP) juga nggak susah ya,"β ujar Gubernur DKI Basuki T Purnama di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Senin (27/4/2015).
βNamun hingga saat ini belum diketahui jelas apakah Ahok akan maju kembali ke Pilgub DKI 2017 melalui jalur independen atau menggandeng partai. Saat ini, ia memang sudah tidak tercatat kader partai apapun. Pasca berbeda pendapat dengan kader Gerindra, Ahok mengundurkan diri dari keanggotan partai yang membawanya ke Pilkada DKI 2012 itu.
Dalam persyaratan calon Independen, disebutkan bahwa calon gubernur yang penduduknya di 6 juta penduduk namun kurang dari 12 penduduk harus didukung sekirang-kurangnya 4 persen dari total penduduk. Namun, oleh Panja DPR UU Pilkada menetapkan angka untuk calon Independen dinaikkan 3,5 persen menjadi 7,5 persen.
4. Ahok: Bisa Saja Bupati Bantaeng dan Lulung Ikut Pilgub DKI
|
"Makanya saya dorong, bisa saja nanti Bupati Bantaeng dan Bupati Banyuwangi ikut. Saya yakin wali kota dari kota-kota lain yang bagus bisa ikut. Nah ini akan bagus," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (7/5/2015).
Tak hanya mengajak para kepala daerah, Ahok juga berkelakar mengajak Wakil Ketua DPRD DKI Abraham 'Lulung' Lunggana untuk ikut maju.
"Mungkin nanti Gubernur Sulsel bisa ikut atau juga Gubernur Jateng Pak Ganjar juga bisa. Sehingga yang diuntungkan siapa orang Jakarta pilihannya banyak nih bukan cuma ahok doang nih, nah ini menarik nih. Saya sih senang. Haji Lulung juga bisa ikut," tutup dia sambil tertawa.
Seperti diketahui, Ridwan merupakan Wali Kota Bandung Jawa Barat dan Risma merupakan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur. Survei lembaga Cyrus Network menganggap elektablitas Ridwan Kamil atau Kang Emil dinilai 'mengancam' Ahok jika maju dalam Pilgub 2017.
"Ridwan iya (mengancam), tapi Risma tidak," kata CEO Cyrus Network Hasan Nasbi dalam paparan survei yang bertajuk 'Menakar Peluang Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini Memimpin DKI Jakarta', di Resto DβConsulate, Jl. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, hari ini.
Survei diselenggarakan pada 23 hingga 27 April 2015. Responden adalah penduduk yang punya hak suara, minimal 17 tahun atau sudah menikah, sebanyak 1.000 orang. Mereka diwawancarai lewat tatap muka. Tingkat kepercayaan (significant level) survei ini adalah 95 persen dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,1 persen.
Halaman 2 dari 5