'Kumpul-kumpul' pimpinan DPRD DKI ini berlangsung pada Selasa (5/5/2015) atau hanya berselang sehari setelah Lulung diperiksa untuk kedua kalinya oleh Bareskrim Mabes Polri sebagai saksi. Dalam rapat mendadak yang berlangsung di ruangan Lulung di Gedung DPRD DKI itu, hadir Wakil Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan (Demokrat), Mohammad Taufik (Gerindra), Triwisaksana (PKS), juga Ketua Fraksi PPP Maman Firmansyah. Ada pula Sekretaris Komisi E Fahmi Zulfikar yang juga sudah diperiksa sebagai saksi oleh Bareskrim.
Lulung menyebut bahwa pertemuan itu sebagai ajang evaluasi. Pimpinan dewan juga ingin memberikan dukungan moril bagi anggota Komisi E yang membidangi pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benarkah pertemuan itu hanya sebagai momen memberi dukungan? Yang jelas, Fahmi Zulfikar yang keluar lebih dahulu dari ruangan Lulung tampak emosi. Dia pun menjawab pertanyaan wartawan dengan nada tinggi.
"Enggak ada yang dihadapi? UPS bukan urusan saya. Kau tanya saja tuh ULP (unit layanan pengadaan) barang dan jasa," ujar politikus Hanura ini dengan nada tinggi.
Fahmi sudah menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Bareskrim Polri selama 8 jam pada Rabu (29/4) lalu. Dia memang tahu soal kasus dugaan korupsi pengadaan UPS pada APBD-P 2014. Di periode pembahasan APBD-P itu, dia sudah duduk di Komisi E.
Kabareskrim Komjen Budi Waseso sebelumnya sudah mengisyaratkan bahwa akan ada tersangka baru dalam kasus pengadaan UPS di Pemprov DKI Jakarta. Ia berpendapat pengusutan korupsi UPS tidaklah mudah karena melibatkan banyak orang dan sistem.
Menurut dia, kasus yang menjadi perhatian masyarakat ini menimbulkan kerugian negara yang tidak sedikit. Komjen Buwas mengatakan penyidik tidak menutup kemungkinan untuk memanggil anggota DPRD periode 2009-2014 khusus yang menangani UPS.
"Kita akan panggil semua. Kita mundur ke belakang akan kita telisik. Ini tidak mudah maka harus tuntas," ujarnya.
Akankah ada anggota DPRD DKI yang ikut terjerat di kasus UPS? Hingga saat ini, Bareskrim belum menetapkan tersangka baru setelah dua orang yaitu Alex Usman dan Zaenal Soleman.
Meski begitu, aroma ketakutan sudah mulai merebak di antara penghuni Kebon Sirih, terutama setelah Lulung menjalani dua kali pemeriksaan.
Kondisi psikologis anggota DPRD DKI terpengaruh melihat Lulung yang sesama anggota dewan diperiksa berjam-jam oleh Bareskrim Polri. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Fraksi PDIP Pantas Nainggolan.
"Namanya berurusan dengan polisi, pasti ada ketakutan, itu psikologi yang wajarlah," kata Pantas, Senin (4/5/2015).
(imk/tfn)











































