Rencana pembangunan gedung baru DPR itu memantik pro dan kontra di masyarakat. Ketua DPR Setya Novanto pun buru-buru meluruskan kabar tersebut. Menurut dia, belum ada rencana mengajukan permohonan pembangunan gedung baru.
Yang ada adalah, saat itu pihak sekretariat jenderal tengah menginventarisasi kebutuhan anggota DPR. "Kami menginventarisasi dulu secara keseluruhan. Belum ada rencana (pembangunan gedung baru)," kata Novanto kepada wartawan, Jumat, 31 Oktober 2014 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
β
Hanya saat itu Novanto menjelaskan bahwa solusi keterbatasan ruangan itu tidak mesti diselesaikan dengan membangun gedung baru, melainkan bisa berbentuk renovasi dalam fasilitas gedung yang sudah ada. Penjelasan dari Novanto itu rupanya mampu meredakan pro dan kontra pembangunan gedung baru.
Enam bulan kemudian, tepatnya Jumat (24/4/2015) saat paripurna penutupan masa sidang ke-3 kemarin tiba-tiba Ketua DPR Setya Novanto mengumumkan bahwa rencana pembangunan gedung baru itu sudah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dalam rangka penguatan kelembagaan, DPR membentuk Tim kerja Pembangunan Perpustakaan, Museum, Research Center, dan Ruang Kerja Anggota dan Tenaga Ahli DPR RI yang sekaligus akan menjadi ikon nasional," kata Novanto di Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (24/4/2015).
Peletakan batu pertama gedung baru ini akan dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2015, setelah Presiden menyampaikan pidato mengenai nota keuangan.
Wakil Ketua DPR Agus Hermanto memberikan keterangan berbeda soal peruntukkan pembangunan gedung baru tersebut. Menurut dia yang akan dibangun hanya museum, research center dan perpustakaan.
Sementara untuk ruang kerja tetap menggunakan Gedung Nusantara I. "Yang dibangun adalah museum, perpustakaan dan research center. Beda dengan apa yang ditanyakan seperti ruang kerja," kata Agus.
(erd/try)